Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Reporter

TEMPO

Sabtu, 13 April 2024 01:40 WIB

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso, dituduh telah mencatut nama sederet panjang dosen di sebuah universitas di Malaysia untuk multipublikasi penelitian di jurnal predator. Universitas itu memang pernah dikunjungi Kumba namun para dosennya tersebut mengaku tak tahu menahu riset dan publikasi oleh sang Guru Besar muda Unas itu.

"Kami tidak tahu orang ini," kata Safwan Mohd Nor, seorang associate professor bidang keuangan di Universiti Malaysia Terengganu kepada RETRACTION WATCH dalam artikel 10 April 2024.

Nor menyatakan mendapati namanya dalam daftar penulis di empat paper dalam jurnal yang tak diindeks oleh Web of Science Clarivate. Dia menyebut sepertinya telah terjadi penipuan atau praktik publikasi penelitian di jurnal predator.

Menurut Nor, ada sedikitnya 24 staf dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Kumba. Dia menambahkan kalau sebagian nama akhirnya telah dihapus dari halaman utama makalah, tapi tidak dari versi PDF-nya dan nama-nama mereka masih terindeks oleh Google Scholar.

Sedangkan namanya sendiri baru dihapus dari satu paper, tapi masih tercantum di tiga lainnya. “Saya tidak pernah terlibat di semua paper tersebut, tak pernah menyetujui nama saya digunakan tanpa saya terlibat langsung dalam riset, dan tidak pernah berkolaborasi dengan Kumba Digdowiseiso atau anggota timnya yang lain sepanjang hidup saya," kata Nor.

Advertising
Advertising

Menurut Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Azwadi Ali, Kumba memang pernah berkunjung ke kampusnya pada tahun lalu. Ali mengungkap Kumba bertemu dengan manajemen di fakultas untuk mendiskusikan pertukaran mahasiswa, dosen tamu dan potensi kolaborasi riset. "Tapi kami tidak tahunhal ini bakal terjadi," kata dia.

Nor, Ali dan Fahirah Syaliza Mokhtar, dosen dan juga penasihat hukum Universiti Terengganu, menyatakan kalau mereka sudah mencoba menghubungi Kumba tapi belum mendapat respons. Fahirah ingin Kumba memastikan nama-nama dosen di terengganu dihapus dari artikel dan publikasi artikelnya ditarik.

"Jika dia ingin melanjutkan mempublikasikannya kembali silakan tapi kami ingin memastikan kalau nama kami sudah ditarik dari jurnal-jurnal itu," katanya.

Tak merespons, Kumba disebutkan malah menjalin kontak dengan seorang dosen lainnya di Terengganu yakni Jumadil Saputra. Nama Jumadil ada dalam tim penulis di enam publikasi paper Kumba sejak 2023. Beberapa nama penulis yang dicabut dari makalah Kumba juga digantikan oleh nama Jumadil.

Dari Jumadil pula diinfokan kalau Kumba dlam proses penghapusan nama-nama itu. “Nama-nama kami bagaimanapun masih ada di sistem, dan menghapusnya sekarang takmengubah fakta kalau Kumba Digdowiseiso telah melakukan pelanggaran akademik yang serius," kata Nor.

Kepada RETRACTION WATCH, Kumba hanya memberi jawaban tertulis bahwa permasalahan 'sudah diselesaikan' antar-fakultas. Dia disebut tak memberi tambahan penjelasan apa-apa lagi.

Tentang klaim dalam jawaban itu, Nor membantahnya “Fakultas kami masih merencanakan pertemuan dengnnya, jadi bagaimana dia mengaku permasalahan sudah selesai?"

Dihubungi secara langsung pada Jumat malam, 12 April 2024, Kumba menyebut dirinya korban tuduhan palsu oleh penulis RETRACTION WATCH. Konferensi pres daring bersama Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan Sosial Universiti Malaysia Terengganu rencananya akan segera dilakukannya.

"Yang Anda lihat ini adalah laporan sepihak, tanpa izin, dan fokus kami adalah itu sepenuhnya salah," kata dia lewat aplikasi pesan WhatsApp kepada Hendrik Yaputra dari TEMPO.

Kumba Digdowiseiso, kini berusia 39 tahun, menyandang sebagai Guru Besar termuda di Unas. Dia menempuh pendidikan S1 di Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Indonesia (2007), S2 di Applied Economics The University of Adelaide (2009) dan S3 di Development Economics Erasmus Universiteit Rotterdam (2020).

Saat ini, Kumba menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional dan Dosen Tetap Program Studi Manajemen.

Pilihan Editor: Penjelasan Badai Langka di Cina yang Tewaskan 7 Orang, 3 Terlempar dari Apartemen

Berita terkait

Kemendikbudristek Duga Kumba Digdowiseiso Minta Namanya Dimasukan di Artikel Mahasiswa

22 jam lalu

Kemendikbudristek Duga Kumba Digdowiseiso Minta Namanya Dimasukan di Artikel Mahasiswa

Kemendikbudristek saat ini membentuk Tim Integritas Akademik untuk mengusut dugaan kasus pelanggaran akademik Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek: Kumba Digdowiseiso Masih Jadi Dosen di Unas

23 jam lalu

Kemendikbudristek: Kumba Digdowiseiso Masih Jadi Dosen di Unas

Kemendikbudristek menyebut Kumba Digdowiseiso masih berstatus sebagai dosen di Unas. Dia masih melakukan aktivitas seperti biasa.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

1 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

1 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Periksa Dugaan Pelanggaran Akademik Dosen Unas Kumba Digdowiseiso

1 hari lalu

Kemendikbudristek Periksa Dugaan Pelanggaran Akademik Dosen Unas Kumba Digdowiseiso

Kemendikbudristek membentuk tim integritas akademik untuk mengusut dugaan pelanggaran akademik yang dilakukan Dosen Unas Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

1 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

1 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

1 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

2 hari lalu

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

2 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya