Kaspersky Deteksi Peningkatan Volume Kejahatan di Aplikasi Telegram, Kerap Dimanfaatkan Peretas

Senin, 1 Juli 2024 12:54 WIB

Kaspersky for Android 2023 (Kaspersky)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, mendeteksi adanya peningkatan volume kejahatan dunia maya di platform Telegram sepanjang Mei-Juni 2024. Salah satunya dengan muncul banyak grup dan saluran mendiskusikan skema penipuan, pendistribusian database yang bocor dan memperdagangkan pelbagai layanan palsu.

Berdasarkan data Digital Footprint Intelligence Kaspersky, ada lonjakan sebesar 53 persen meningkat dibanding tahun lalu. Peningkatan itu dipicu oleh platform Telegram yang mudah digunakan. Aplikasi ini juga menjadi wadah para hacker atau peretas untuk merilis pernyataan publik, selain di dark web.

Menurut Kaspersky, banyak peretas yang merasa aman kerahasiaan data dan identitasnya ketika menggunakan Telegram. Sebab aplikasi ini tidak mengumpulkan data pribadi pengguna untuk membuat akun. Selain itu, akses ke saluran dan grup di Telegram juga dianggap mudah yang membuat tingkat penyaluran pesannya lebih masif dibanding dark web.

"Meningkatnya minat terhadap Telegram dari komunitas penjahat dunia maya, didorong oleh beberapa faktor. Pertama, messenger ini sangat populer. Kedua, Telegram dinilai sebagai pengirim pesan paling aman dan independen yang tidak mengumpulkan data apa pun dari pengguna," kata analis Kaspersky Digital Foorprint Intelligence, Alexei Bannikov, dalam pernyataan resminya, Senin, 1 Juli 2024.

Jumlah pengguna Telegram saat ini diperkirakan mencapai 900 juta pengguna bulanan. Di aplikasi tersebut pengguna juga dipermudah untuk membuat komunitas seperti grup dan saluran untuk menyampaikan pesan yang aman. Menurut Alexei, peretas dapat dengan mudah melepaskan data curian dari organisasi yang diserang ke domain publik lewat saluran dan grup tersebut.

Advertising
Advertising

Ada hal lain yang membuat Telegram menjadi platform favorit para peretas. "Para peretas menganggap platform ini sebagai alat yang mudah digunakan untuk memicu merusak infrastruktur yang ditargetkan," ucap Alexei.

Dengan sederet bahaya dan risiko yang muncul di Telegram, Kaspersky merekomendasikan kepada seluruh pengguna untuk tidak masuk ke sembarang grup dan saluran di aplikasi itu.

Pilihan Editor: Studi Pemodelan: Rekayasa Iklim Regional untuk Amerika Bisa Bikin Gelombang Panas Serbu Eropa

Berita terkait

Tips Aman Menggunakan WiFi Publik Saat Bepergian

7 jam lalu

Tips Aman Menggunakan WiFi Publik Saat Bepergian

Terkadang, penjahat siber membuat jaringan WiFi palsu atau menyusupi jaringan yang sudah ada.

Baca Selengkapnya

Kaspersky: Aktivitas Kejahatan Dunia Maya di Telegram Melonjak 53 Persen pada Mei-Juni 2024

3 hari lalu

Kaspersky: Aktivitas Kejahatan Dunia Maya di Telegram Melonjak 53 Persen pada Mei-Juni 2024

Peningkatan minat terhadap Telegram dari komunitas penjahat dunia maya didorong oleh beberapa faktor utama.

Baca Selengkapnya

Dilarang AS, Kaspersky Akan Ambil Langkah Hukum

11 hari lalu

Dilarang AS, Kaspersky Akan Ambil Langkah Hukum

Kaspersky menyatakan tidak terlibat dalam aktivitas yang mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Ancam Tutup Telegram

15 hari lalu

Pemerintah Ancam Tutup Telegram

Kementerian Komunikasi memberi surat teguran ketiga ke Telegram. Apilikasi itu akan ditutup jika tak kooperatif memberantas konten judi online.

Baca Selengkapnya

Mudah Ditebak, 87 Juta Kata Sandi Dibobol Hacker Tak Sampai Semenit

15 hari lalu

Mudah Ditebak, 87 Juta Kata Sandi Dibobol Hacker Tak Sampai Semenit

Pemilik diimbau untuk membuat kata sandi yang berbeda untuk setiap akun di perangkat.

Baca Selengkapnya

Pekerja Hotel Jadi Target Baru Malware dan Email Phishing, Modus Penipuan Tamu Komplain

20 hari lalu

Pekerja Hotel Jadi Target Baru Malware dan Email Phishing, Modus Penipuan Tamu Komplain

Pada 2023, mail anti-virus Kaspersky memblokir sebanyak 135.980.457 malware dan mencegah 709.590.011 upaya mengakses tautan phishing.

Baca Selengkapnya

Sejarah Telegram yang Bakal Didenda Kominfo Terkait Judi Online

30 hari lalu

Sejarah Telegram yang Bakal Didenda Kominfo Terkait Judi Online

Ini sejarah Telegram, aplikasi pesan singkat pesaing WhatsApp yang diancam Kominfo membayar denda Rp500 juta terkait konten judi online.

Baca Selengkapnya

Cegah Pembajakan, Vidio Buka Kanal Layanan Laporan via Surel

32 hari lalu

Cegah Pembajakan, Vidio Buka Kanal Layanan Laporan via Surel

PT Vidio Dot Com (Vidio), perusahaan penyedia layanan penayangan video over-the-top (OTT), membuka layanan laporan pembajakan melalui surel piracy@vidio.com.

Baca Selengkapnya

Cara Menghapus Akun Telegram Secara Permanen di Android, iPhone, dan Browser

32 hari lalu

Cara Menghapus Akun Telegram Secara Permanen di Android, iPhone, dan Browser

Berikut panduan lengkap untuk menghapus akun Telegram Anda melalui Android, iPhone, ataupun browser.

Baca Selengkapnya

Akun Telegram Penjual Video Porno Anak Punya 398 Member Aktif Terbagi dalam Banyak Grup

35 hari lalu

Akun Telegram Penjual Video Porno Anak Punya 398 Member Aktif Terbagi dalam Banyak Grup

Penjual video porno anak di Bekasi membuat banyak grup di Telegram. Pelanggan membayar tarif sesuai jumlah member.

Baca Selengkapnya