Serangan Ransomware Tidak Mengganggu Pembangunan Pusat Data Nasional, Kominfo: Diresmikan Agustus
Reporter
Alif Ilham Fajriadi
Editor
Erwin Prima
Senin, 1 Juli 2024 16:23 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2010/02/15/id_26443/26443_620.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut serangan ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS tidak mengganggu pembangunan PDN yang lebih permanen. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong, mengatakan PDN yang permanen itu akan diresmikan pada Agustus 2024 mendatang.
Perbedaan PDNS dan PDN permanen terletak pada bagian infrastruktur teknologi dan layanannya. PDNS saat ini sudah berjalan di dua wilayah, Serpong dan Surabaya. Pemerintah Indonesia mengungkap kalau PDNS yang kena serangan siber jenis ransomware terjadi di Surabaya, dan menyebabkan ratusan data di instansi pemerintahan diretas.
Pusat Data Nasional atau PDN bukan pembahasan yang baru di pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sejak 2022 pembahasan ihwal PDN telah bergulir sebagai kerangka program kerja Kominfo, dengan tujuan menerapkan konsep digital government untuk mendukung pelayanan publik yang efisien, efektif dan transparan.
"Kasus (serangan ransomware) ini tidak mengganggu tahapan-tahapan pembangunan PDN yang lebih permanen," kata Usman saat ditemui di Kantor Kominfo, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024 lalu. Dia juga menyebut serangan siber ke PDNS akan menjadi evaluasi untuk meningkatkan keamanan data dan sistem di PDN.
Menurut Usman, peresmian PDN yang lebih permanen ini dilakukan di Cikarang, Jawa Barat, sebagai pusatnya. Pemerintah akan memastikan sistem keamanan yang dipakai di PDN, terutama yang berhubungan dengan standar dan prosedur keamanan siber di bagian fisik dan teknisnya. "Jadi tidak mengganggu, lah. Kami tinggal pastikan saja, kasus ini kan menjadi pembelajaran berharga," ujar Usman.
Sementara itu di agenda terpisah, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria mengutarakan semangat untuk mewujudkan digitalisasi dan transformasi digital tidak akan surut akibat serangan siber ke PDNS. Dia berharap insiden ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat keamanan siber dalam transformasi digital.
"Kita tidak boleh mundur, kita harus maju terus. Digitalisasi jalan terus dan Indonesia harus bisa berada di depan. Ini (serangan siber) jangan sampai mematahkan semangat kita untuk transformasi digital," kata Nezar dikutip dari siaran pers Kominfo.
Nezar menyebut, transformasi digital juga bukan hanya tugas kominfo saja, namun dibutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen bangsa. Insiden serangan siber terhadap infrastruktur digital dianggapnya mampu menjadi pelajaran penting, serta memberi pemahaman bahwa tidak ada tempat yang aman untuk infrastruktur digital.
"Kesadaran ini sudah ada di Kominfo. Juga ketika mendesain yang namanya transformasi digital, itu include dengan pengamannya, cyber security-nya," ujar Nezar, seraya menyebut, "Tidak ada tempat yang aman, itu harus ada awareness begitu, bagi semua infrastruktur digital."
Pilihan Editor: Tidak Perlu Diunduh, Chatbot Gemini AI Kini Terhubung ke Aplikasi Google Messages