Peneliti BRIN Kembangkan Riset Lidah Buaya untuk Mencegah Stunting

Senin, 30 September 2024 10:29 WIB

Tanaman Aloe Vera atau Lidah Buaya. Pixabay.com/Devanath

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terkait studi fungsionalitas bahan alam dan pangan fungsional, di antaranya tanaman aloe vera atau lidah buaya. Langkah ini dilakukan untuk menjawab isu strategis nasional di bidang ketahanan pangan dan pencegahan stunting.

Peneliti Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Sri Handayani mengatakan tanaman lidah buaya selama ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan alami pembuatan kosmetik, namun beberapa penelitian menunjukkan tanaman lidah buaya memiliki kandungan senyawa aktif, asam amino esensial, asam lemak tak jenuh, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

"Oleh karenanya, lidah buaya memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi produk pangan fungsional,” ujarnya, melalui keterangan tertulis, Senin, 30 September 2024.

Dia menjelaskan, riset lidah buaya telah dilakukan sejak 2021, dimulai dari pendampingan pengolahan aloe vera menjadi minuman kemasan, hingga bubuk yang difortifikasi untuk penanganan stunting di Gunungkidul.

Saat ini, kata Handayani, riset yang dilakukannya terkait diversifikasi produk yang berfungsi untuk kesehatan. Dia menyebutkan beberapa produk yang telah dihasilkan, di antaranya serbuk kering lidah buaya, non-dairy krimer mengandung lidah buaya, serta minuman granul kombinasi lidah buaya dan rosela. Bahkan, beberapa produk ini telah dipatenkan. “Selain produk kesehatan, ke depan akan dilakukan riset lidah buaya terkait produk kosmetik dan nutrasetikal,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Dia menerangkan, dalam 100 gram gel lidah buaya kering terkandung sekitar 3,7 gram kalsium. Kalsium berperan pada masa pertumbuhan tulang dan gigi, serta mencegah osteoporosis.

Selain itu, tanaman asal benua Afrika ini juga mengandung magnesium. “Dalam 100 gram gel lidah buaya mengandung 0,5 gram magnesium. Magnesium berperan dalam keseimbangan cairan tubuh serta penting membantu penyerapan kalsium,” ujar Handayani.

Menurut dia, lidah buaya juga mengandung empat asam amino esensial yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko stunting pada balita. Keempat asam amino tersebut adalah valine, phenylalanine, leucin, dan isoleucin. “Kekurangan empat asam amino tersebut akan berakibat menurunnya fokus mental, perbaikan otot, penyembuhan pada luka, serta daya tahan tubuh pada anak,” katanya.

Handayani menguraikan, lidah buaya memiliki asam lemak tak jenuh ganda atau asam lemak omega-3, omega-6, dan omega-9 yang sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan. “Omega-3 berperan dalam perkembangan otak. Omega-6 berperan dalam pembentukan energi dan mencegah inflamasi. Sementara omega-9 berfungsi meningkatkan sensitivitas insulin dan penghambat penyakit neurodegeneratif, seperti alzheimer dan parkinson,” kata dia.

Pilihan Editor: Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Berita terkait

Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

20 jam lalu

Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

Dari bahan baku kosmetik sampai bantu ikan zebra tumbuhkan kembali ekornya yang diamputasi, berikut ragam khasiat ketepeng cina paparan peneliti BRIN.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

2 hari lalu

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

Hujan ekstrem ditemukan di antara cuaca hujan di Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Kecukupan Protein pada Anak Indonesia Masih Rendah

2 hari lalu

Kecukupan Protein pada Anak Indonesia Masih Rendah

Asupan protein hewani sangat penting bagi tubuh manusia. Manusia membutuhkan setidaknya 20 jenis asam amino esensial.

Baca Selengkapnya

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

2 hari lalu

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

Cuaca hari-hari hujan disertai angin kencang dan petir diprediksi bisa bertahan sampai dasarian pertama Oktober.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

2 hari lalu

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.

Baca Selengkapnya

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

3 hari lalu

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

Peneliti Ahli Madya BRIN mengatakan, usia rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah usia dewasa, yakni 19 hingga 64 tahun.

Baca Selengkapnya

BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

4 hari lalu

BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

BRIN mengusulkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Prosesnya sudah dimulai sejak tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Sanitasi dan Akses Air Bersih Kunci Utama Cegah Stunting

4 hari lalu

Sanitasi dan Akses Air Bersih Kunci Utama Cegah Stunting

Kualitas air minum yang buruk serta sanitasi yang jelek di lingkungan keluarga meningkatkan risiko stunting hampir 1,5 kali.

Baca Selengkapnya

Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

4 hari lalu

Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

Menurut BMKG, potensi hujan yang dapat disertai angin kencang dan petir itu mungkin bertahan dan bahkan meluas hingga pukul 19 WIB nanti.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

5 hari lalu

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.

Baca Selengkapnya