Ekspedisi 40 Hari di Pegunungan Sanggabuana Temukan 311 Ekor Owa Jawa

Selasa, 1 Oktober 2024 14:45 WIB

Di Pegunungan Sanggabuana, terdapat populasi owa Jawa. Hal itu terungkap setelah ekspedisi selama 40 hari di tahun 2024 (dok. Sanggabuana Wildlife Ranger)

TEMPO.CO, Jakarta - Pegunungan Sanggabuana diusulkan menjadi taman nasional baru di Jawa Barat. Berbagai upaya dilakukan termasuk pemetaan keanekaragaman hayati. Beberapa jenis hewan juga terus didata, salah satunya owa Jawa.

Tim Ekspedisi owa Jawa Sanggabuana, bentukan Astra Otoparat (SOP) Group, dan Sanggabuana Conservation Foundation (SFC) melakukan ekspedisi yang dimulai pada 31 Juli 2024. Ekspedisi di seluruh pegunungan Sanggabuana itu berlangsung selama 40 hari.

Ekspedisi ini melibatkan anggota Sanggabuana Wildlife Ranger, mahasiswa dari beberapa kampus di Jawa Barat, Komunitas Baraya Sanggabuana, Perum Perhutani, dan TNI Angkatan Darat dari Denharrahlat (Dataseman Pemeliharan Daerah Latihan) Kostrad Sanggabuana.

Ekspedisi yang memakan waktu 40 hari lebih ini berhasil mendata populasi sebaran owa Jawa (Hylobates moloch). Dari hutan Pegunungan Sanggabuana berluas 16.500 hektare, temuan populasi owa Jawa diharapkan bisa membuat Komisi IV DPR RI dan Menteri LHK menyetujui status pegunungan tersebut menjadi Taman Nasional baru di Jawa Barat.

Dalam penjelajahannya, tim melakukan perjalanan ke 4 kabupaten, yaitu; Karawang, Purwakarta, Cianjur, dan Bogor. Tim ekspedisi ini membagi menjadi 2 tim, yang menyisir area hutan, bukit, hingga puncakan. Tim menemukan ada 107 kelompok owa Jawa dengan total sebanyak 311 individu.

Advertising
Advertising

Leader Tim Ekspedisi owa Jawa Sanggabuana, Bernard T. Wahyu Wiryanta, mengatakan sebagian besar kelompok owa Jawa yang dijumpai rata-rata muda, bahkan ada yang masih digendong oleh induknya. Menurutnya hal tersebut menandakan owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana berkembang biak dengan baik.

“Di beberapa blok hutan, hampir di setiap punggungan hutan ada kelompok owa Jawa. Dan rata-rata induknya menggendong anak. Bahkan di salah satu blok hutan, ketika bangun pagi jam 5 pagi, di basecamp kami di tengah hutan, suara nyanyian owa Jawa bersahut-sahutan dari seluruh penjuru hutan,” kata Bernard dilansir dari siaran pers Sanggabuana Wildlife Ranger yang diterima Tempo, Selasa, 30 September 2024.

Bernard menambahkan ada temuan yang berpotensi mengancam owa Jawa ini. Semacam perburuan liar dan alih fungsi lahan hutan. “Bahkan beberapa blok hutan ada yang sudah habis tegakannya berganti jadi tanaman kopi dan mengisolasi beberapa kelompok owa Jawa,” katanya.

Hasil ekspedisi ini kata Bernard akan digunakan sebagai rujukan SCF dan pemerintah untuk menentukan program konservasi owa Jawa. Mengingat kelengkapan temuan hasi ekspedisi, berupa persebaran, kepadatan populasi, kelompok umur, hingga pendataan satwa lainnya.

HCGS Division Group Astra Otoprat Group, Edwin Suhendra, antusias dengan selesainya ekspedisi ini. Ia mengatakan jalannya ekspedisi ini bagian dari Pustaka atau Pelestarian Satwa Langka Astra yang sudah dimulai oleh Astra Internasional.

“Harapannya program ini bisa berlangsung secara berkesinambungan dan mampu melestarikan lingkungan dan berdampak sosial kepada masyarakat di sekitar Pegunungan Sanggabuana,” jelasnya.

Senada dengan itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) IV Purwakarta, BBKSDA Jawa Barat, Vitriana, mengatakan hasil temuan ekspedisi ini menunjukkan hal yang menggembirakan. Ia bilang pegunungan memiliki peran penting untuk habitat alami satwa owa Jawa.

“Sebagai contoh, di beberapa blok hutan ada koridor yang terputus, juga ada beberapa kelompok yang terisolasi karena alihfungs lahan hutan. Ini perlu direhabilitasi hutannya, perlu ditambah pohon pakan alaminya. Dan ini akan menjadi program konservasi owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana, baik jangka pendek maupun program jangka panjang,” kata Vitriana.

Tentang owa Jawa

Berdasarkan Permen LHK No. P.106/Tahun 2018, owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan primata berekor ini merupakan satwa endemik yang dilindungi. Populasi owa di seluruh dunia diperkirakan tidak lebih dari 4000 ekor. Owa Jawa juga masuk dalam IUCN Red List dengan kategori Endagered (EN), dan masuk dalam kategori Appendiks 1 CITES.

Sebelumnya, owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana sempat menjadi target buruan oleh pemburu liar. Pada 2022, satu orang pemburu dan pedagang satwa liar, termasuk owa Jawa dari Sanggabuana berhasil diamankan oleh Unit Tipidter Polres Bogor dan diproses hukum.

Pilihan Editor: Owa Jawa dari Inggris Melahirkan di Ciwidey

Berita terkait

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

12 hari lalu

Satwa Langka Landak Jawa Ditemukan di Jalanan Kota Bandung, Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Serahkan Ke BKSDA

Seekor landak ditemukan di Kota Bandung kemudian diserahkan kepada pusdi studi komunikasi lingkungan Unpad dan diserahkan kepada BKSDA Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

12 hari lalu

Davina Veronica Minta Aturan Perlindungan Satwa Liar Tidak Tebang Pilih, Soroti Perilaku Pesohor dan Pejabat

Aktivis pencinta satwa Davina Veronica meminta penerapan aturan perlindungan satwa liar berlaku untuk semua kalangan dan tidak tebang pilih.

Baca Selengkapnya

Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

17 hari lalu

Catatan dan Tantangan untuk Ekowisata Satwa Liar yang Berkelanjutan di Indonesia

Webinar ini dihadiri oleh narasumber yang dipandang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekowisata satwa liar berkelanjutan di Asia.

Baca Selengkapnya

7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

51 hari lalu

7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

Pendaki tektok adalah pendaki yang melakukan perjalanan singkat. Meski terlihat lebih sederhana, persiapannya tak kalah serius.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Satwa Endemik ke India, Ada Cendrawasih dan Maleo

54 hari lalu

Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Satwa Endemik ke India, Ada Cendrawasih dan Maleo

Dalam pengungkapan penyelundupan satwa ini, Bea Cukai Soekarno-Hatta dan Acvsec Angkasa Pura II menangkap 10 WN India.

Baca Selengkapnya

5 Aplikasi untuk Kirim Barang Besar, Sehari Bisa Langsung Sampai

55 hari lalu

5 Aplikasi untuk Kirim Barang Besar, Sehari Bisa Langsung Sampai

Berikut ini rekomendasi aplikasi untuk kirim barang besar ke luar kota. Bahkan, ada layanan satu hari sampai. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Tim Dayung Wanadri Ekspedisi Keliling Pulau Belitung Sepanjang 439 Kilometer

55 hari lalu

Tim Dayung Wanadri Ekspedisi Keliling Pulau Belitung Sepanjang 439 Kilometer

Total sebanyak 9 orang tim pendayung akan melakukan perjalanan dengan kayak laut selama kurang lebih satu bulan mengelilingi Pulau Belitung.

Baca Selengkapnya

Menteri Yasonna Serahkan 35 Sertifikat KIK dari Upacara Adat hingga IG Kopi Robusta Sanggabuana Jawa Barat

23 Juli 2024

Menteri Yasonna Serahkan 35 Sertifikat KIK dari Upacara Adat hingga IG Kopi Robusta Sanggabuana Jawa Barat

Yasonna H. Laoly menyerahkan 35 Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dan satu Indikasi Geografis (IG) bagi masyarakat Provinsi Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

21 Juli 2024

Taman Safari Prigen Luncurkan Wahana ATV Adventure, Sensasi Baru Menjelajah Kaki Gunung Arjuna

The Grand Taman Safari Prigen menghadirkan wahana ATV Adventure di kaki Gunung Arjuna. Pengunjung dapat menikmati petualangan seru dan beinteraksi dengan satwa liar.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 2 Penerima Paket Ganja Seberat 30 Kilogram di Tanjung Priok

20 Juli 2024

Polisi Tangkap 2 Penerima Paket Ganja Seberat 30 Kilogram di Tanjung Priok

Dua orang jadi tersangka dalam kasus paket 30 kg ganja asal Medan.

Baca Selengkapnya