Kiara Sebut Ekspor Pasir Laut Ganggu Nelayan, Material yang Dikeruk Tak Tergantikan

Kamis, 3 Oktober 2024 12:54 WIB

Sebuah alat berat ekskavator terlihat berada di hamparan pasir putih di lokasi reklamasi Pulau K, Ancol, Jakarta, Indonesia. (TEMPO/Subekti)

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Susan Herawati, mengatakan tidak ada teknologi yang bisa menggantikan material pasir yang sudah dikeruk di laut. Pembukaan kembali ekspor pasir laut dianggap hanya akan menimbulkan kerugian ekologi. “Yang diambil itu pasir, yang hilang pasir, dan yang akan makin amblas itu perairan kita,” kata Susan kepada Tempo, Kamis, 3 Oktober 2024.

Pemerintah belakangan membuka lagi keran ekspor material dari laut dangkal yang sudah ditutup selama dua dekade terakhir. Kebijakan itu disokong dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Meski penamaan material dalam beleid tersebut adalah ‘hasil sedimentasi’, sejumlah ahli geologi menilai barang yang dikeruk itu tetap berupa pasir laut.

Rencana ekspor material itu juga diperkuat dengan dua revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag), yakni Permendag Nomor 20 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024. Kini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang menyeleksi 66 perusahaan yang telah mengajukan izin untuk ekspor pasir laut.

Kiara menjadi salah satu organisasi sipil yang mengkhawatirkan dampak izin konsensi pasir laut tersebut. Menurut Susan, pengerukan pasir laut yang potensinya mencapai 17 miliar meter kubik bisa menimbulkan bencana, seperti kenaikan tinggi ombak, serta abrasi. Dampaknya juga merambat ke aktivitas nelayan.

“(Pengerukan pasir laut) membuat perairan jadi keruh, otomatis ikan tidak bisa bertumbuh dan hilang dari suatu area," ucapnya.

Advertising
Advertising

Bila sudah dirugikan oleh dampak penambangan pasir laut, Susan menyebut rencana pengalihan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk asuransi nelayan menjadi tak berarti. Nelayan yang kehilangan kampung pesisir kemungkinan beralih profesi dan bermigrasi ke tempat lain.

"Kampung-kampung mereka (nelayan) sudah pasti akan tenggelam" kata dia.

Senada dengan prediksi Susan, Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Yonvitner, juga memperkirakan penyedotan pasir laut akan menambah kekeruhan air. Air yang telah teraduk dengan sedimen halus biasanya akan bercampur kembali dengan perairan.

"Bila kegiatan pengambilan (material) dekat dengan ekosistem, bisa menyebabkan peningkatan bahan tersuspensi,” katanya kepada Tempo, Kamis, 26 September 2024.

Adapun Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Muryadi, memastikan pemerintah hanya akan mengekspor pasir hasil pembersihan endapan atau sedimen di laut. "Kalau sedimen yang diekspor, enggak laku. Mana ada orang mau beli lumpur," katanya ketika dihubungi Tempo pada Senin, 30 September lalu.

Dia menjelaskan, sedimentasi yang menebal berpotensi menjadi limbah yang mengganggu biota laut. Yang kemudian disedit, menurut Wahyu, adalah pasir yang mengendap tersebut. Mewakili KKP, dia juga mengklaim pemerintah memakai teknologi khusus untuk memisahkan pasir dan lumpur. Pasir yang tersedot bisa untuk kebutuhan di dalam negeri, misalnya reklamasi.

"Kalau lempung yang dipakai, ya tenggelam pulaunya. Reklamasinya tidak sukses, pasti habisin duit itu," ujar dia.

Pilihan Editor: Dapat Pendanaan Google, EduFarmers akan Perkuat Koperasi, dan Chatbot AI untuk Petani

Berita terkait

Ekspor Pasir Laut: Kerugian Ekologi hingga Polemik Mengenai Sedimentasi

2 jam lalu

Ekspor Pasir Laut: Kerugian Ekologi hingga Polemik Mengenai Sedimentasi

Celios memandang kebijakan tambang pasir laut hanya memberikan keuntungan bagi segelintir pengusaha

Baca Selengkapnya

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

7 jam lalu

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

Celios merilis laporan terbaru terkait Keputusan Pemerintah ihwal pembukaan kembali keran ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Ekspor Pasir Laut Dinilai Tambah Permasalahan Baru, Celios: Angka Pengangguran Semakin Tinggi

9 jam lalu

Ekspor Pasir Laut Dinilai Tambah Permasalahan Baru, Celios: Angka Pengangguran Semakin Tinggi

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menilai ekspor pasir laut justru menambah permasalahan baru di Indonesia. Selain kerugian lingkungan, sosial, dan ekonomi, kerugian lainnya menambah angka pengangguran di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Alasan Yusril Ihza Mahendra Ikut Menambang Pasir Laut: Singapura Membutuhkan

20 jam lalu

Alasan Yusril Ihza Mahendra Ikut Menambang Pasir Laut: Singapura Membutuhkan

Yusril Ihza Mahendra menjadi sorotan karena perusahaannya ikut mengajukan izin sebagai calon penambang pasir laut di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Riset Celios: Ekspor Pasir Laut Menguntungkan Pengusaha, Bukan Negara

1 hari lalu

Riset Celios: Ekspor Pasir Laut Menguntungkan Pengusaha, Bukan Negara

Center of Economic and Law Studies (Celios) merilis laporan terbaru terkait pembukaan ekspor pasir laut. Dianggap menguntungkan pengusaha bukan negara

Baca Selengkapnya

Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

1 hari lalu

Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

Anak perusahaan Arsari Group milik Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, ikut mendaftar sebagai calon penambang pasir laut.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

1 hari lalu

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

Kementerian Kelautan memperkirakan potensi pasir laut hasil sedimentasi yang bisa dikeruk mencapai 17,6 miliar meter kubik.

Baca Selengkapnya

Selain Milik Yusril, Ada 65 Perusahaan Menunggu Izin Keruk Pasir Laut

1 hari lalu

Selain Milik Yusril, Ada 65 Perusahaan Menunggu Izin Keruk Pasir Laut

Hingga kini terdapat 66 perusahaan yang mengajukan permohonan memanfaatkan pasir laut, termasuk milik mantan Menkumham Yusril.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

1 hari lalu

Terpopuler: Perusahaan Yusril Ihza Disebut Masuk Daftar Calon Penambang Pasir Laut, Gaji hingga Berbagai Tunjangan Anggota DPR

Presiden Jokowi telah mengizinkan pelaksanaan ekspor pasir laut melalui PP Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut.

Baca Selengkapnya

Singapura Jadi Calon Pembeli Pasir Laut Indonesia

2 hari lalu

Singapura Jadi Calon Pembeli Pasir Laut Indonesia

Singapura merupakan salah satu pasar terbesar untuk pasir laut karena membutuhkan pasir dalam jumlah besar untuk megaproyek reklamasi.

Baca Selengkapnya