Usai Penampakan Tiga Planet, Hujan Meteor Bakal Hiasi Langit Ramadan  

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Agustus 2010 14:00 WIB

Hujan meteor perseid selalu berulang-ulang tiap tahunnya pada pertengahan bulan agustus. Puncaknya pada tanggal 12 Agustus tepatnya. Fenomena ini dapat dilihat dengan mata telanjang pada konstelasi perseus di timur laut. foto: blackpearl99.wordpress.com
TEMPO Interaktif, New York - Pengamat langit dimanjakan oleh rentenan fenonema alam pekan-pekan ini. Venus, Mars, dan Saturnus akan terus mejeng bareng menghiasi langit mulai sejam setelah Matahari terbenam sampai akhir malam.

Ketiga planet itu membentuk formasi segitiga dengan Venus, Sang Dewi Kecantikan, bersinar paling terang di titik bawah. Planet merah Mars mengiringinya di kiri atas dan Saturnus di sisi kanan. "Ketiganya bergerombol di area yang relatif kecil dan membentuk formasi yang memikat," ujar Joe Rao, astronom yang menulis untuk situs Space.com, Sabtu (7/8).

Venus, dia melanjutkan, mudah terlihat dengan mata telanjang hanya dengan memandang ke arah barat dan barat laut. "Mars dan Saturnus sulit, karena sinarnya cuma 1/150 dari Venus," kata Rao. Dia menganjurkan penggunaan teropong untuk bisa melihat formasi segitiga planet itu. "Tapi masyarakat di daerah pedesaan tidak akan kesulitan menemukan trio itu," katanya.

Venus, Mars dan Saturnus bakal mengakhiri penampilan bareng mereka, yang dimulai awal bulan lalu, pada 12 Agustus mendatang. Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengatakan planet itu menghilang di kegelapan langit sekitar pukul 10 malam.

Nah, saat itulah fenomena langit berikutnya menyusul: hujan meteor Perseid. Fenomena ini sebenarnya telah berlangsung sejak 17 Juli, namun mencapai puncaknya pada 12 Agustus, bertepatan dengan awal bulan suci Ramadan.

Hujan meteor Perseid muncul akibat serpihan ekor Komet Swift-Tuttle, yang melintasi Galaksi Bima Sakti 133 tahun sekali. "Bumi melewati garis orbitnya. Ketika memasuki lapisan atmosfir, serpihan ekor komet menguap, dan menciptakan meteor," kata Rao.

Jika cuaca mendukung, masyarakat bisa melihat hujan bintang jatuh di semua tempat. "Paling bagus lihat di langit yang gelap, jauh dari cahaya kota," ujarnya. Menurutnya, waktu terbaik untuk menyaksikan show spektakuler ini ada dua malam: Rabu 11 Agustus menjelang tengah malam sampai menjelang subuh Jumat 13 Agustus. "Pengamat langit yang sabar, didukung cuaca bagus, bisa melihat sampai 60 bintang jatuh per jam," kata Rao.

SPACE.COM | REZA M

Berita terkait

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

15 Agustus 2023

Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

Museum Sejarah Bern akan memamerkan koleksi unik mulai 1 Februari 2024 hingga 25 April 2025. Keunikannya, benda ini diduga bukan berasal dari bumi.

Baca Selengkapnya

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

26 Maret 2023

Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

Coperni menggambarkan tas ini sebagai objek unik yang secara halus menggabungkan arkeologi, desain, dan seni klasik dan primitif.

Baca Selengkapnya

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.

Baca Selengkapnya

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

17 April 2022

Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Pada 2019 peneliti Harvard menulis bahwa meteorit sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga sebagai objek antarbintang.

Baca Selengkapnya

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

14 Januari 2022

Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat tentang bagaimana bahan kimia organik dalam meteorit ALH 84001 terbentuk.

Baca Selengkapnya

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

25 November 2021

Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Batu itu sangat keras, bahkan gergaji khusus batu, bor, penggiling, dan termasuk palu godam, semuanya memantul dari permukaan batu.

Baca Selengkapnya

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

22 Oktober 2021

Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

Meteor menembus atmosfer Bumi dan jatuh di sebuah rumah di Kanada beberapa waktu lalu. Beruntung ukurannya kecil.

Baca Selengkapnya

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

18 Oktober 2021

Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

Batu meteorit itu diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun, lebih tua dari apa pun yang ada di Bumi.

Baca Selengkapnya

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

28 Juli 2021

Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

Meteor itu membangunkan warga ibu kota negara, Oslo, yang terkaget-kaget mendengar suara ledakan besar.

Baca Selengkapnya

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

10 Juli 2021

Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

Planetarium itu akan memamerkan banyak benda koleksi bidang astronomi.

Baca Selengkapnya