TEMPO.CO, Istambul - Beberapa dokter Turki mengklaim menemukan fenomena vampir di kehidupan nyata. Dalam sebuah laporan kasus mengerikan, mereka menemukan kepribadian ganda dan kecanduan meminum darah pada seorang pasien pria.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pria berumur 23 tahun mulai mengiris lengan sendiri, dada, dan perutnya dengan pisau cukur. Kemudian membiarkan tetesan darah tersebut memenuhi cangkir sehingga ia bisa meminumnya. Tetapi ketika ia mengalami dorongan meminum darah seperti kebutuhan bernapas, pria ini mulai beralih untuk mencari darah ke sumber lain.
Pria yang nama dan keberadaannya tidak terungkap dalam laporan ini telah ditangkap beberapa kali setelah menusuk dan menggigit orang lain untuk mengumpulkan darah mereka. Bahkan, ayahnya ikut mengusahakan darah tersebut dari bank darah. Laporan kasus mengerikan ini dirilis pada 8 Februari 2013 oleh jurnal Psychotherapy and Psychosomatics.
Para dokter yang terlibat dalam kasus ini mengatakan mereka menemukan peristiwa traumatis dalam kehidupan pria ini pada 2 tahun sebelum fase mengisap darah. Putrinya yang sedang berumur 4 bulan telah meninggal karena sakit. Ia juga menyaksikan pembunuhan pamannya. Di waktu berbeda, ia melihat pembunuhan oleh temannya dengan memotong kepala dan penis korban.
Pria ini terlihat berbicara pada dirinya sendiri dan mengaku disiksa oleh pendamping imaginer yang memaksanya untuk melakukan bunuh diri. Dia juga memiliki kesenjangan memori dalam kehidupan sehari-hari. Saat ada kasus yang menimpanya di tempat baru, dia tanpa tahu bagaimana, bisa sampai di sana.
"Mungkin karena ada kepribadian lain, ia menjadi kehilangan jejak saat peristiwa berdarah itu. Tak peduli siapa korbannya dan ia tetap lupa tentang aksinya itu," tulis beberapa dokter dalam laporan itu.
Para dokter yang dipimpin oleh Direnc Sakarya dari Rumah Sakit Militer Dinizli di barat daya Turki ini pada akhirnya mendiagnosis pria ini dengan gangguan identitas disosiatif (DID), gangguan stres pasca-traumatik (PTSD), depresi kronis, dan penyalahgunaan alkohol.
Setelah pria ini dirawat selama enam pekan, para dokter mengatakan perilaku minum darah bisa berkurang, tetapi gejala disosiatifnya, yaitu disintegrasi fungsi kesadaran, memori, dan identitas diri, tetap bertahan. Tidak dijelaskan apakah pria tersebut menderita konsekuensi kesehatan lainnya akibat kebiasaan mengerikan itu.
Tubuh manusia pada dasarnya tidak dapat beradaptasi untuk mencerna darah. Jumlah konsumsi kecil mungkin tidak berbahaya. Mengkonsumsi darah secara teratur seperti pria ini berisiko menyebabkan hemokromatosis, yaitu overdosis zat besi. Bahkan, ia bisa juga tertular penyakit melalui darah.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Baca juga
33 Pilot Dilarang Terbang
Koridor 2 dan 3 Batik Solo Trans Dikelola Swasta
Bos Hotel Hyatt Bilang, Bisnis Itu Seperti Memasak
Investor Lirik Energi Terbarukan Banjarnegara
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya