Ilustrasi mengisi baterai telepon seluler. Nydailynews.com
Baterai litium-ion menggunakan material grafit pada anoda atau kutub negatif. Material aditif yang dipakai untuk mengikat elektroda ke anoda mempengaruhi kecepatan transfer elektron dan ion di dalam baterai. Sedangkan di baterai baru, bahan itu diganti dengan material gel yang terbuat dari titanium dioksida. Hasil riset baterai yang dikembangkan selama tiga tahun itu telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Advanced Materials.
Titanium dioksida sangat banyak terdapat di alam, harganya murah, dan aman digunakan. Material itu biasa dipakai sebagai aditif makanan atau campuran tabir surya untuk menghadapi sinar ultraviolet yang berbahaya. Tim NTU mengubah titanium dioksida yang umumnya berbentuk bulat menjadi selongsong kecil berukuran nano. Ukurannya ribuan kali lebih kecil dari diameter rambut manusia. Bentuk itu mempercepat reaksi kimia di dalam baterai yang menyebabkan proses pengisian ulang lebih singkat.
Daya pakai baterai dari lumpur Lapindo Sidarjo ini sama seperti baterai lain, bisa nyala sampai lima jam nonstop. Juga mengungguli baterai buatan Cina.