Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Cina Menciptakan Babi Rendah Lemak

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Babi rendah lemak hasil modifikasi genetika. Kredit: Jianguo Zhao/NPR
Babi rendah lemak hasil modifikasi genetika. Kredit: Jianguo Zhao/NPR
Iklan

TEMPO.CO, Beijing - Ilmuwan Cina telah mengembangkan sebuah penelitian yang unik: babi tanpa lemak. Terobosan terbaru ini menggunakan teknik rekayasa genetika terbaru.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Senin, 23 Oktober 2017, di Proceedings of the National Academy of Sciences, para ilmuwan melaporkan bahwa mereka telah menciptakan 12 babi sehat yang memiliki sekitar 24 persen lemak babi lebih sedikit daripada babi normal.

Baca: Kisah Warga Tegal Tewas Diserang Babi Hutan

Para ilmuwan menciptakan babi-babi rendah lemak dengan harapan bisa memberi peternak babi-babi yang harganya lebih murah. Selain itu, babi rendah lemak ini murah untuk dibesarkan dan tidak menderita dalam cuaca dingin.

"Selama ini menjadi masalah besar bagi industri babi," kata Zhao Jianguo dari Institute of Zoology di Chinese Academy of Sciences di Beijing, yang memimpin penelitian ini. Menurutnya, penelitian ini sangat menarik.

Hewan ini memiliki sedikit lemak tubuh karena memiliki gen yang memungkinkan mereka mengatur suhu tubuh mereka dengan lebih baik dengan cara membakar lemak. Hal itu bisa menghemat jutaan dolar untuk pemakaian mesin pemanas dalam kandang dan biaya makan, sekaligus mencegah jutaan anak babi menderita dan mati dalam cuaca dingin.

Baca: Cara Menggerus Kadar Gula dalam Nasi

"Mereka bisa menjaga suhu tubuh mereka jauh lebih baik, yang berarti mereka bisa bertahan lebih baik dalam cuaca dingin," kata Zhao dalam sebuah wawancara.

Peneliti lain menyebut kemajuan yang signifikan. "Ini adalah makalah yang sangat penting secara teknologi," kata R. Michael Roberts, seorang profesor di departemen ilmu hewan di University of Missouri, yang mengedit makalah tersebut untuk jurnal ilmiah tersebut.

Michael menambahkan, "Ini menunjukkan cara agar Anda dapat meningkatkan kesejahteraan hewan sama seperti juga meningkatkan produk dari hewan-hewan itu, yakni melalui dagingnya."

Michael meragukan biro pemeriksaan makanan dan obat Amerika Serikat (FDA) akan menyetujui babi hasil rekayasa genetika untuk dijual di Amerika Serikat. Dia juga skeptis bahwa orang Amerika mau makan daging babi transgenik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya sangat meragukan bahwa babi ini akan diimpor ke Amerika Serikat dan apakah akan diizinkan memasuki rantai makanan," katanya.

FDA telah menyetujui salmon hasil rekayasa genetika, namun persetujuan tersebut memerlukan waktu puluhan tahun dan telah mendapat tentangan keras dari kelompok pengaman lingkungan dan makanan.

Sebagaian pihak mengatakan bahwa mereka berharap ternak hasil rekayasa genetika pada akhirnya akan lebih dapat diterima oleh regulator dan masyarakat.

"Populasi planet kita diprediksi mencapai sekitar 10 miliar pada tahun 2050, kita perlu menggunakan genetik modern untuk membantu manusia meningkatkan pasokan makanan untuk memberi makan populasi yang tumbuh," kata Chris Davies, seorang profesor bagian obat hewan dari Utah State University di Salt Lake City.

Zhao mengatakan bahwa dirinya meragukan modifikasi genetik akan mempengaruhi rasa daging dari babi."Karena jenis babi yang kami gunakan dalam penelitian ini terkenal dengan kualitas dagingnya, kami berasumsi bahwa modifikasi genetik tidak akan mempengaruhi rasa daging," tulisnya melalui surel.

Para ilmuwan Tiongkok menciptakan hewan menggunakan teknik pengeditan gen baru yang dikenal sebagai CRISPR-Cas9. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk membuat perubahan dalam DNA jauh lebih mudah dan tepat daripada sebelumnya.

Babi tidak memiliki gen yang disebut UPC1, yang kebanyakan dimiliki mamalia lainnya. Gen ini membantu hewan mengatur suhu tubuh mereka dalam suhu dingin. Para ilmuwan mengedit versi tikus dari gen tersebut menjadi sel babi. Mereka kemudian menggunakan sel tersebut untuk menciptakan lebih dari 2.553 embrio babi kloning.

Selanjutnya, para ilmuwan menanamkan embrio babi kloning yang dimodifikasi secara genetik tadi ke dalam 13 ekor babi betina. Tiga dari indukan hamil dan menghasilkan 12 ekor anak babi, tulis para peneliti dalam penelitian itu.

Tes pada anak babi tersebut menunjukkan bahwa mereka jauh lebih baik dalam mengatur suhu tubuh mereka daripada babi normal. Mereka juga memiliki sekitar 24 persen lebih sedikit lemak pada tubuh mereka. "Orang suka makan daging babi dengan kandungan lemak lebih rendah," kata Zhao.

RENDRAWATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

8 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024


IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

28 hari lalu

Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) milik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University membuka fasilitas penitipan hewan peliharaan pada saat hari raya. Fasilitas tersebut merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara. IPB.ac.id
IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Mengenal 12 Shio dan Maknanya dalam Kalender Cina

9 Februari 2024

Ilustrasi shio. Foto: Freepik.com/Zale
Mengenal 12 Shio dan Maknanya dalam Kalender Cina

Setiap shio mencerminkan sifat dan karakteristik unik yang diyakini mempengaruhi nasib seseorang berdasarkan tahun kelahirannya.


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Inggris Laporkan Virus Mirip Flu Babi Terdeteksi pada Manusia

28 November 2023

Daging babi yang dijual di sebuah pasar di Bangkok, Thailand, 11 Januari 2022. Pihak berwenang Thailand mengatakan bahwa mendeteksi kasus pertama flu babi Afrika pada 11 Januari 2022 di sebuah rumah potong di provinsi Nakhon Pathom. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Inggris Laporkan Virus Mirip Flu Babi Terdeteksi pada Manusia

Inggris telah mendeteksi kasus pertama virus flu pada manusia yang serupa dengan virus flu babi.