TEMPO.CO, Jakarta - YouTube berencana memperkenalkan layanan musik berbayar pada Maret 2018 demi mengatasi ketertinggalan dari Spotify dan Apple Inc.
Seperti dikutip dari Bloomberg, layanan terbaru itu dianggap bisa memberikan angin segar bagi eksekutif industri rekaman yang telah memacu lebih banyak pendapatan dari YouTube.
Menurut sumber yang mengetahui rencana ini, Warner Music Group, salah satu dari tiga label rekaman utama dunia, telah menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan.
Selain itu, YouTube sedang melakukan pembicaraan dengan dua label besar lain, Sony Music Entertainment dan Universal Music Group, serta Merlin, sebuah konsorsium label independen.
Layanan berbayar dari Spotify dan Apple Music telah memacu pulihnya industri musik, dunia yang terus mengalami penurunan dalam dua dekade terakhir. Namun label-label rekaman besar mengatakan pertumbuhan industri akan menjadi lebih signifikan jika tidak untuk YouTube.
Sebelumnya, mereka mengkritik unit bisnis di bawah induk Google, Alphabet Inc, karena kurang memberikan kompensasi atas tayangan musik di situsnya. Padahal banyak orang yang menggunakan situs tersebut untuk mendengarkan lagu.
Musik adalah salah satu genre video terpopuler di YouTube, yang menarik lebih dari satu miliar pengguna per bulan.
YouTube belum memiliki kesuksesan yang sama seperti Apple atau Spotify dalam meyakinkan orang untuk mendaftar ke layanan musik berbayarnya. Sebelumnya, Google memperkenalkan layanan streaming audio lewat Google Play Music pada 2011. Pada 2014, YouTube Music Key hadir dan memberikan layanan video musik bebas iklan kepada pelanggan. Layanan tersebut akhirnya berubah menjadi YouTube Red pada 2016.
Menurut sumber, layanan baru YouTube yang diperkirakan disebut sebagai Remix tersebut menyediakan layanan streaming on-demand layaknya Spotify dan akan menggabungkan elemen dari YouTube, seperti klip video. YouTube telah menghubungi sejumlah artis untuk mempromosikan layanan baru tersebut.