Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecerdasan Buatan Bisa Bongkar Captcha, Apa Artinya Buat Manusia?

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Masa Depan Kecerdasan Buatan
Masa Depan Kecerdasan Buatan
Iklan

TEMPO.CO, California - Hanya dalam hitungan menit, kecerdasan buatan mampu memecahkan urutan teks acak (captcha) yang diberikan. Captcha, yang merupakan singkatan dari completely automated public Turing test to tell humans and computers apart, adalah fitur keamanan di web untuk membedakan antara robot dan manusia. Ibarat kata, dia menjadi pintu terlarang bagi robot.

Untuk mengungkap captcha, robot harus mengungkap karakter yang terdistorsi dan tersembunyi. Tentunya ini hal sulit. Mereka harus dilatih dengan jutaan gambar agar bisa bekerja dengan baik. Manusia sekalipun harus benar-benar jeli untuk mencari karakter yang hilang tersebut.

Namun kecerdasan buatan (artificial intelligence) besutan perusahaan rintisan Vicarious mampu mengungkap karakter acak captcha setelah dilatih hanya dalam hitungan menit. Termasuk di dalamnya berbagai gaya captcha, seperti tulisan tangan, angka, dan skenario foto, maupun obyek non-teks. Sistem ini meniru cara kerja otak untuk mengidentifikasi obyek hanya dari beberapa contoh.

"Kami terinspirasi dari evolusi otak manusia dan menempatkan struktur ini ke dalam algoritma supaya AI bisa belajar lebih cepat," demikian menurut tim peneliti Vicarious dalam jurnal Science. Studi yang menyebut kecerdasan buatan mereka sebagai recursive cortical network (RCN) itu berjudul "A Generative Vision Model That Trains with High Data Efficiency and Breaks Text-based CAPTCHAs".

Baca:  Ahli Teknologi Ini Bikin Agama Baru Bertuhankan Kecerdasan Buatan

Brenden Lee, asisten profesor bidang kognitif dan data dari New York University, mengacungkan jempol untuk kerja George dan tim di Vicarious. Lee, yang tak tergabung dalam studi, mengatakan mungkin tak lama lagi kecerdasan buatan akan bisa mengejar ketertinggalan dari manusia.

"George dan tim mampu mengubah prinsip dasar sains kognitif dan ilmu saraf ke dalam bentuk algoritma," kata Lee. "Ini memang langkah kecil, tapi menjadi pertimbangan besar untuk perkembangan kecerdasan buatan tingkat lanjut."

Baca: Cina Bikin Sistem Kecerdasan Buatan Ini untuk Pantau Warganya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim menguji sistem captcha berbasis teks dari dua penyedia layanan, yakni reCAPTCHA dan Bot Detect. Dua penyedia ini digunakan oleh Yahoo dan PayPal dengan akurasi 57-67 persen. Memang, menurut tim, banyak situs web telah beralih dari captcha berbasis teks ke gambar dan data tentang gerakan mouse atau cookies. Namun kata acak berbasis teks masih menjadi tolok ukur yang baik untuk menguji AI.

Selama ini sistem kecerdasan buatan melacak gambar captcha dengan mencari pola dalam pikselnya. Tim Vicarious menggabungkan cara tersebut dengan sistem visual manusia: sketsa dan tekstur.

"Alasan di balik kenapa manusia dengan mudah menggambar suatu benda meski tidak pernah melihatnya ialah membayangkan tekstur," kata Dileep George, wakil pendiri Vicarious, perusahaan rintisan yang membuat kecerdasan buatan tersebut, seperti dilansir laman Live Science. Teknik ini, George menjelaskan, ternyata tak hanya memberikan pemahaman yang lebih fleksibel tentang obyek, melainkan juga melihat kemungkinan kombinasi bentuk dan tekstur untuk mengidentifikasi obyek baru.

Dengan menanamkan algoritma yang berbasis konsep tersebut, tim dapat melakukan dua hal sekaligus terhadap kecerdasan buatan yang mereka ciptakan. Pertama, memusatkan perhatian pada obyek dan memisahkannya dari obyek yang tumpang tindih. Kedua, kecerdasan buatan mampu belajar dari contoh yang lebih sedikit sekaligus bekerja dengan efektif.

Baca: Kecerdasan Buatan Pemindai Wajah dan Face ID: Berbahayakah?

Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCE | LIVE SCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

8 jam lalu

Potret pembangunan infrastruktur inti di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Riri Rahayu
BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.


Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Pembukaan Kongres Peradaban Aceh 2024 di Jantho, Aceh Besar, 6 Mei 2024.
Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

Kongres Peradaban Aceh 2024 membahas nasib seni dan budaya di era kecerdasan buatan. Apa yang harus seniman lakukan?


Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

2 hari lalu

Autonomous Logistic Interactive Robot karya tim mahasiswa Teknik Elektro Unpad lolos ke ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang, Agustus 2024. (Dok.Tim)
Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

Proyek robot buatan Unpad akan mengikuti ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang pada Agustus 2024. Robot berbasis AI dan IoT.


Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

4 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Secretary-General Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Mathias Cormann di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Kamis, 10 Agustus 2023. Pertemuan itu salah satunya membahas soal rencana Indonesia menjadi anggota OECD. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.


Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

5 hari lalu

Ilustrasi Tampilan Browser Safari dari Apple (Apple.com)
Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

Apple menyiapkan sejumlah fitur berbasis AI untuk browser Safari. Salah satu yang menonjol adalah perangkum teks otomatis.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

6 hari lalu

Para peserta UTBK SNBT di UNS mengikuti ujian di Gedung TIK UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

7 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.


iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

7 hari lalu

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

Sejumlah peningkatan fitur iPad Pro bocor ke publik. Salah satunya soal pemakaian chip M4 untuk menyokong AI.


Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

7 hari lalu

Masa Depan Kecerdasan Buatan
Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.


Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

8 hari lalu

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi bersama Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria berfoto bersama Sekjen Kementerian Kominfo Mira Tayyiba, dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir usai penandatanganan nota kesepahaman kolaborasi antara Kementerian Kominfo dan Microsoft Indonesia di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. ANTARA/Livia Kristianti
Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.