Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wanita Suku Knasaimos Andalkan Sagu Jadi Sumber Penghasilan

Proses Ramas Sagu dengan air di Kampung Sira, Kecamatan Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu 14 Maret 2018 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)
Proses Ramas Sagu dengan air di Kampung Sira, Kecamatan Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Rabu 14 Maret 2018 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)
Iklan

TEMPO.CO, Sira - Wanita memiliki peran yang cukup besar di Suku Knasaimos, Kecamatan Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, dalam upaya untuk melindungi hutan di wilayah adat mereka.

Baca: Jaga Hutan, Suku Knasaimos Tolak Perusahaan Besar Kelapa Sawit

Hutan di Papua sudah mulai terancam, terutama dari perusahaan besar yang ingin membuat perkebunan Kelapa Sawit. Masyarakat Knasaimos sudah cukup lama menolak kelapa sawit di hutan mereka.

Kampung Manggroholo dan Sira di Knasaimos juga sudah mendapatkan izin pengelolaan hutan desa. Wanita juga memiliki peran yang cukup besar untuk isu perlindungan hutan ini.

Bendahara Koperasi Kena Mandiri, Diana Wagarefe, menceritakan mengenai peran wanita di Kampung Sira. Perlindungan hutan juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk para wanita di Kampung Sira, terutama karena semua sumber penghasilan mereka dari hutan. “Ibu-ibu dan perempuan berharap agar hutan bisa dilindungi, karena hasil dari hutan adalah hal-hal yang kita bawa ke pasar,” tutur Diana, di Desa Sira, Papua Barat, Rabu 14 Maret 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satunya adalah sagu, sumber penghasilan terbesar mereka. Wanita di Kampung Sira bertanggung jawab akan proses pengolahan sagu ke berbagai macam makanan. Dari proses meremas yang mencampur sagu dengan air, para wanita lalu meletakkan santan ke tempat yang sudah disediakan, namanya Goti.

Sagu dikeringkan dan saat dicampur dengan tepung, sagu bisa dibuat menjadi kue, mi, dan menjadi keripik. Semua proses tersebut dilakukan oleh para wanita, dan mereka juga yang membawa makanan-makanan tersebut ke pasar. Karena para ibu membawa hasil sagu ke pasar, mereka bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Kebanyakan ibu-ibu biasanya kelola sagu untuk dijual, dan hasilnya itu untuk anak-anak sekolah. Hasilnya untuk anak bisa dipakai untuk tunjangan sekolahnya,” jelas Diana. Banyak anak-anak mereka yang telah menduduki kuliah, SMA, dan SMP. Karena itu, hasil hutan biasanya bisa dikirim untuk anak-anak bayar sekolah satu semester.

Simak artikel lainnya tentang suku Knasaimos di tempo.co.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Menyantap Makanan Sagu di Lingga, Kuliner Khas yang Mulai Hilang

23 Januari 2023

Makanan sagu di Lingga yang ditemani dengan gulai ikan. Tempo/ Yogi Eka Sahputra
Menyantap Makanan Sagu di Lingga, Kuliner Khas yang Mulai Hilang

Tidak semua tempat makan di Lingga yang menyediakan menu makanan sagu. Bahkan disebutkan makanan sagu di Lingga sudah mulai hilang.


Bupati Sragen Dukung Kementan Kembangkan Pangan Lokal Pengganti Beras

8 Oktober 2022

Bupati Sragen Dukung Kementan Kembangkan Pangan Lokal Pengganti Beras

sagu maupun ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang baik dan bisa menjadi pengganti beras. #InfoTempo


Kementan Komitmen Kembangkan Komoditas Sagu dan Kelapa

13 Juli 2022

Presiden Jokowi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa, 12 Juli 2022.
Kementan Komitmen Kembangkan Komoditas Sagu dan Kelapa

Sagu dan kelapa dipilih karena komunitas asli Indonesia.


Ketum TP PKK: Manfaatkan Potensi Pangan Lokal

29 Juni 2022

Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Tri Tito Karnavian saat acara
Ketum TP PKK: Manfaatkan Potensi Pangan Lokal

Pangan lokal Papua seperti sagu dan sukun dapat diolah menjadi makanan olahan yang sehat dan bergizi.


Pulang dari Ambon Bawa Oleh-oleh Khas Apa Saja?

3 Mei 2022

Ilustrasi kerajinan kulit kerang. shutterstock.com
Pulang dari Ambon Bawa Oleh-oleh Khas Apa Saja?

Ambon menjadi tujuan wisata dengan banyak pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang dari mulai makanan khas hingga kerajinan.


Rumah Indonesia Paris Perkenalkan Terasi pada Siswa Gastronomi Ferrandi

21 November 2021

Pemilik LMDI Eka Moncaer saat memaparkan produk Indonesia di Ferrandi, Paris. (ANTARA-HO/LMDI)
Rumah Indonesia Paris Perkenalkan Terasi pada Siswa Gastronomi Ferrandi

Rumah Indonesia Paris memperkenalkan bahan makanan dari terasi, sagu sampai gua aren pada siswa sekolah gastronomi terbesar di Prancis, Ferrandi.


Festival Sagu di Sambas, Ajang Promosi Pangan Lokal dan Wisata

14 November 2021

Petani memotong batang pohon menjadi beberapa tual jelang dibawa ke kilang penggilingan untuk dijadikan sagu di Desa Sungai Tohor, Meranti, Riau, 30 Desember 2014. TEMPO/Riyan Nofitra
Festival Sagu di Sambas, Ajang Promosi Pangan Lokal dan Wisata

Festival Sagu di Desa Sebangun akan dijadikan agenda pariwisata tahunan Kabupaten Sambas.


Penyelamatan Danau Sentani, Pemerintah Jadikan Kawasan Konservasi dan Ekowisata

28 Oktober 2021

Pemasangan papan informasi pengendalian pemanfaatan ruang Danau Sentani sebagai kawasan konservasi dan ekowisata berbasis kearifan lokal di dua lokasi, yaitu di Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur, dan di Kampung Sosiri, Distrik Waibu, yang dihadiri Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, pada Kamis, 28 Oktober 2021. Kredit: Kementerian ATR/BPN
Penyelamatan Danau Sentani, Pemerintah Jadikan Kawasan Konservasi dan Ekowisata

Danau Sentani memiliki nilai strategis ekonomi dan sosial budaya, yaitu keberadaan hutan sagu.


Lestarikan Kuliner Sagu Papeda Papua, Jangan Impor Apalagi Sampai Diganti Nasi

12 September 2021

Papeda dan ikan kuah kuning khas Papua di Alenia Coffee & Kitchen, Jalan Kemang Raya 66B, Kemang, Jakarta Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Lestarikan Kuliner Sagu Papeda Papua, Jangan Impor Apalagi Sampai Diganti Nasi

Pemanfaatan sagu sebagai bahan makanan di Papua sudah ada sejak zaman prasejarah.


Papeda Termasuk Kuliner Tertua, Tradisi Memasaknya Sudah Ada Sejak Prasejarah

5 September 2021

Warga  Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua menggelar festival makan papeda, makanan berupa bubur sagu khas Papua, dalam gerabah, 30 September 2019. (Dok Hari Suroto)
Papeda Termasuk Kuliner Tertua, Tradisi Memasaknya Sudah Ada Sejak Prasejarah

Papeda dimasak menggunakan wadah gerabah. Dan tradisi gerabah di Papua sudah dikenal sejak masa prasejarah, sekitar 3000 tahun yang lalu.