TEMPO.CO, Darmstadt - Perkiraan badan antariksa Eropa (ESA) terbaru pada 30 Maret menyebutkan laboratorium antariksa Cina seberat 8,5 ton metrik (9,4 ton), Tiangong-1, akan jatuh ke Bumi pada 1 April.
Sebelumnya Space Debris Office ESA menyebutkan bahwa satelit itu diperkirakan akan jatuh ke Bumi lebih lambat dari yang diperkirakan karena perubahan aktivitas yang diprediksi Matahari.
Perkiraan terbaru ESA menyebutkan Tiangong-1 diperkirakan masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 1 April pukul 12.15 EDT atau 16.15 GMT atau 23.15 WIB, kurang atau lebih 9 jam, menurut Aerospace Corp.
“Perkiraan terbaru itu karena aktivitas matahari lebih lemah dari yang diperkirakan,” ujar ESA sebagaimana dikutip Space, 30 Maret.
Orbit Tiangong-1 membawa stasiun itu sangat dekat dengan atmosfer Bumi saat ini. Ketika matahari lebih aktif, partikel bermuatan dari angin matahari menghantam atmosfer Bumi, kata pejabat ESA.
Partikel-partikel ini membuat balon gas Bumi semakin jauh ke angkasa, meningkatkan densitas gas di ketinggian yang lebih tinggi. Gas-gas ini, pada gilirannya, mempengaruhi tarikan Tiangong-1 saat mengelilingi Bumi.
ESA menekankan bahwa jadwal re-entry itu masih variabel dan tidak pasti. Ketika stasiun ruang angkasa seukuran bus sekolah itu jatuh, itu akan turun di suatu tempat antara 43 derajat utara dan 43 derajat lintang selatan. Jalur ini mencakup banyak bagian dunia yang terpadat, termasuk Amerika Serikat.
Jatuhnya stasiun itu yang tidak dapat diprediksi telah menarik perhatian di seluruh dunia, bersama dengan kekhawatiran bahwa puing-puing antariksa mungkin menabrak struktur atau orang di bawah. Di bawah perjanjian PBB, pertanggungjawaban kemungkinan akan ada di Cina.
Ahli astrofisika Harvard University, Jonathan McDowell, mengatakan kepada situs Live Science bahwa ia memprediksi hanya 100 hingga 200 kilogram puing-puing dari Tiangong-1 akan jatuh ke permukaan Bumi. Namun, stasiun luar angkasa itu akan menampilkan pertunjukan spektakuler saat jatuh, katanya.
"Bola api hampir pasti," kata McDowell, yang juga bekerja di NASA Chandra X-ray Observatory.
Daily Mail melaporkan, juru bicara kementerian luar negeri Cina Lu Kang mengatakan pemerintah Cina telah terus-menerus memberi tahu badan antariksa PBB tentang informasi terbaru tentang Tiangong-1. “Cina bertanggung jawab dan transparan. Jika ada kebutuhan, kami akan segera berhubungan dengan negara yang bersangkutan," kata Lu.
SPACE | LIVE SCIENCE | DAILY MAIL