TEMPO.CO, Bandung - Gempa kuat di Lombok sejak akhir Juli hingga sekarang disebabkan oleh aktivitas pergerakan Sesar Naik Flores. Sumber-sumber gempanya berada pada satu jalur sesar atau patahan, namun berbeda segmen atau bagian.
Baca: BMKG: Gempa Kuat Lombok Tergolong Gempa Kembar
Baca: Gempa Lombok 7 SR dari Sumber Baru, Picu 88 Gempa Susulan
"Sebelumnya dari segmen tengah, sekarang di segmen timur," kata pakar gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman saat dihubungi Senin, 20 Agustus 2018.
Menurut Danny, pecahnya segmen tengah ditandai gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018. Gempa itu kemudian diketahui sebagai gempa awal dari gempa utama bermagnitudo 7,0 sepekan kemudian atau 5 Agustus 2018.
Sejak itu, ratusan gempa susulan berasal dari segmen tengah ini. Selanjutnya, segmen lain yang bergerak. Awal pergerakan ke segmen timur, kata Danny, dimulai lindu pada Ahad siang, 19 Agustus 2018.
Gempa tektonik bermagnitudo 5,4 muncul seketika pada pukul 11.06. WIB. Sumber gempa di titik koordinat 8.29 LS dan 116.62 BT. Lokasinya 25 kilometer timur laut Lombok Timur berkedalaman 10 kilometer.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa kedua terjadi pukul 11.10 WIB. Titik sumbernya berdekatan dengan gempa pertama, yaitu 8.24 LS dan 116.66 BT. Jaraknya 32 kilometer timur laut Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Kedalaman gempanya tergolong dangkal yaitu 10 kilometer.
Sementara itu Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, kedua lindu itu merupakan gempa susulan. Ahad malamnya muncul gempa berkekuatan lebih besar dengan magnitudo 7,0. BMKG menyatakan gempa itu berasal dari sumber baru, namun masih terkait dengan gempa kuat skala magnitudo 7,0 pada 5 Agustus lalu.
Lokasi sumber gempa itu terletak di ujung timur Pulau Lombok yang diikuti oleh sebaran episenter gempa susulan hingga membentuk kluster episenter. "Sebaran sumber gempanya mengarah ke timur di laut hingga di sebelah utara Sumbawa Barat," kata Daryono.
Menurut Danny Hilman, pergeseran segmen sesar dari tengah ke timur ini membawa indikasi positif. Berdasarkan kajian dan perhitungan para ahli gempa yang mengeluarkan Peta Gempa Indonesia, potensi maksimal Sesar Naik Flores mencapai magnitudo 7,4. "Itu perhitungannya kalau semua segmen bergerak serentak, untungnya ini tidak," kata dia.
Danny menduga, segmen barat sesar itu sebelumnya pernah bergerak dan menimbulkan gempa di Lombok pada 1979. Namun analisa dan kajian serta riset gempa Lombok ini masih perlu diperbanyak karena sekarang terhitung masih sedikit.