TEMPO.CO, Leeds - Sebelum dikuasai oleh Sony, Microsoft, dan Nintendo, pasar console game sempat dikuasai Sega dengan kehadiran Dreamcast. Sebelum berubah menjadi perusahaan yang sepenuhnya mengembangkan game, Sega sempat mengembangkan console juga.
Baca juga: Ini 5 Game Online Terpopuler Saat Ini
Beberapa console mereka yang terkenal adalah Sega Master System, Sega Genesis atau dikenal sebagai Mega Drive di Indonesia, Sega 32X, Sega Saturn, dan berakhir di Sega Dreamcast yang rilis pada 1998. Per Maret 2001, Sega memutuskan balik kanan dari bisnis console setelah penjualan Dreamcast dipukul telak oleh Sony PlayStation 2.
Senin ini, 27 November 2018, Dreamcast tepat menginjak usia 20 tahun. Walaupun sudah mati, ada banyak kenangan maupun cerita yang membuat console terakhir Sega tersebut sulit dilupakan mulai dari barisan gamenya yang unik hingga inovasi yang mendahului masanya.
Baca juga: Rilis Tahun Depan, 5 Game PS4 yang Layak Beli
1. Dibiayai Pimpinan Sega
Sega Saturn. polygon.com
Sega tidak dalam kondisi prima saat mengembangakn Dreamcast. Kegagalan console sebelumnya, Sega Saturn, akibat promosi yang melempem dan harga yang kelewat mahal, US$ 399, membuatnya megap-megap secara keuangan. Meski begitu, hal tersebut tidak menghentikan niat Sega untuk menyelesaikan pengembangan console terakhir mereka.
Adalah mantan Chairman Sega, Isao Okawa, yang berjasa besar dalam pengembangan Sega Dreamcast. Mengutip CNN, Isao menyumbang 695 juta Dollar AS kepada Sega dalam bentuk uang dan saham untuk memastikan pengembangan Sega Dreamcast bisa diselesaikan dan Sega selamat dari kebangkrutan.
Sayangnya, walaupun pengembangan Dreamcast berhasil diselesaikan dan dirilis pada tahun 1998, console itu hanya bertahan seumur jagung. Tiga tahun berada di pasar, Sega Dreamcast hanya mampu terjual 9 juta unit yang membuat Sega mempertimbangkan mundur sepenuhnya dari bisnis console. Keputusan mundur akhirnya diambil pada Maret 2001, tak lama setelah Isao Okawa meninggal karena penyakit jantung.
2. Console Pertama dengan Online Gaming
Phantasy Star Online. polygon.com
Isao Okawa tak hanya berjasa menyelamatkan Sega dari kebangkrutan dan selesainya pengembangan Dreamcast. Pria berkacamata tersebut juga berhasil membuat Dreamcast menjadi console pertama yang mendukung online gaming dengan sukses. Sebelumnya, sudah banyak yang mencoba memasukkan fitur online ke console walaupun gagal total.
Mengutip situs Eurogamer, Isao sejak awal pengembangan Dreamcast terus meminta insinyur dan teknisi Sega untuk memasukan fitur online gaming ke console tersebut. Menurut Isao, online gaming adalah masa depan video game sehingga mau tidak mau Sega harus memulainya sebelum kesempatan tersebut diambil kompetitor mereka, Sony PlayStation. Sejumlah pihak di Sega, yang awalnya menolak penambahan fitur online karena faktor biaya, pada akhirnya memutuskan untuk mengikuti kemauan Isao.
Phantasy Star Online menjadi game pertama di Sega Dreamcast yang menggunakan fitur online tersebut. Dan, untuk memastikan ada yang memainkan game tersebut secara online, Isao menggunakan biaya pribadinya untuk memastikan setiap copy game yang dijual memberikan layanan internet gratis kepada gamer selama setahun. Saat itu, biaya internet belum semurah sekarang dan beberapa negara memasang biaya per menit untuk layanan internet.
3. Memakai Sistem Operasi Windows
Sega Dreamcast menggunakan sistem operasi Windows CE besutan Bill Gates dan tim. kotaku.com
Fitur online bukan satu-satunya gebrakan yang ingin dibuat Dreamcast. Saat console berwarna putih itu masih dalam pengembangan, Chairman Sega Isao Okawa ingin Dreamcast juga mendukung sistem operasi Microsoft Windows. Menurutnya, hal tersebut bisa menjembatani gamer PC dengan gamer console. Nah, untuk memenuhi hal tersebut, Isao melakukan sejumlah pendekatan dengan Bill Gates selaku pemilik Microsoft.
Pendekatan yang dilakukan Isao membuahkan hasil. Mengutip situs Sega Retro, Microsoft menyanggupi kerjasama yang ditawarkan Sega dan mengembangkan sistem operasi Windows CE untuk Dreamcast. Microsoft, saat itu, berjanji membuatkan sistem operasi yang dioptimalkan untuk console sehingga Windows di console sama ramahnya dengan Windows untuk PC.
Anehnya, ketika Windows CE untuk Dreamcast berhasil dikembangkan, Sega malah membuat sistem operasi tambahan yang dikembangkan secra in house. Dan, pada ujungnya, malah sistem operasi buatan Sega sendiri yang kerap dipakai walaupun developer game bebas memilih antara mengembangkan game dengan Windows CE sebagai basisnya atau memakai sistem operasi Sega.
4. Mengharapkan Bantuan XboX
Sega Dreamcast. polygon.com
Kegagalan Windows CE di Dreamcast bukanlah akhir dari kerjasama antara Sega dan Microsoft. Ketika Sega memutuskan untuk mundur dari bisnis console dan Microsoft mulai mengisi ruang yang ditinggalkan dengan Xbox, Isao Okawa membujuk Bill Gates untuk memperbolehkan Xbox memainkan game Dreamcast. Menurut Isao, hal itu untuk memastikan game-game Dreamcast yang sudah dirilis maupun akan dirilis tetap bisa dimainkan.
Sayangnya, mengutip Comicbook.com, Bill Gates menolak kemauan Isao. Walau begitu, untuk beberapa waktu, Sega sempat menjalin kerjasama eksklusif dengan Microsoft agar memgembangkan game-game untuk Xbox yang saat itu sama sekali tidak memiliki pengembang game pihak pertama.
5. Console Pertama Yang Mendukung Web Camera
Sega Dreamcast. polygon.com
Jauh sebelum Sony PlayStation mengembangkan EyeToy ataupun Microsoft mengembangkan Project Natal, Sega sudah terlebih dahulu mengembangkan webcam untuk Sega Dreamcast. Webcam tersebut dinamai Dreameye yang mendukung pengambilan gambar maupun mendukung gameplay.
Lagi-lagi, Dreameye tidak dipromosikan dengan baik. Tidak banyak developer game yang memakai fitur tersebut untuk game mereka. Selain itu, Sega hanya menjualnya di Jepang saja.
Baca juga: 7 Game Terbaru Rilis Akhir Tahun 2018
Simak artikel menarik lainnya seputar Sega Dreamcast hanya di kanal Tekno Tempo.co.
EUROGAMER | THE GAMER