Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: DNA Mitokondria Ditemukan Berasal Dari Kedua Orang Tua

image-gnews
Ilustrasi rekayasa genetika.[RTE]
Ilustrasi rekayasa genetika.[RTE]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati (CCHMC) Cina, Taosheng Huang dan rekannya, menemukan pola DNA mitokondria (mtDNA) campuran ayah dan ibu pada 17 orang dari tiga keluarga. Penelitian tersebut diterbitkan pada 26 November 2018 dalam Proceedings of the National Academy of Science.

Baca juga: Ilmuwan Teliti Misteri Yeti Lewat DNA, Hasilnya?

"Warisan ibu tetap benar-benar dominan pada skala waktu evolusioner, kasus penularan mtDNA paternal jarang terjadi. Dan tampaknya tidak meninggalkan sidik jari pada catatan genetik manusia secara keseluruhan bahwa dogma sentral dari warisan ibu mtDNA tetap valid," tulis Huang, seperti dikutip laman arstechnica.com, akhir November lalu.

DNA mitokondria merupakan materi genetik DNA yang berada di dalam mitokondria atau organel dalam sel eukariotik yang hanya diwariskan dari ibu. Mitokondria mengandung DNA dalam jumlah yang relatif kecil, bahkan di mamalia atau organisme uniseluler.

Baca juga: Mengetahui Kaitan Tes DNA dan Pertalian Darah Seseorang

Huang dan rekan-rekannya mengurutkan mtDNA dari 11 orang dalam keluarga dan menemukan pola kontribusi ayah. Ketika melihat dua keluarga lainnya, baik dengan anggota keluarga yang dicurigai menderita penyakit mitokondria, mereka menemukan hasil yang serupa. Hal itu ditemukan pada anak laki-laki yang berusia empat tahun, juga dua saudara perempuannya.

"Tidak jelas mengapa mtDNA lebih suka menjadi ibu yang eksklusif, tapi tingkat mutasi yang lebih tinggi pada mtDNA paternal mungkin ada hubungannya dengan itu. Dengan susunan mekanisme yang berevolusi spesies berbeda untuk mencegah kontribusi ayah yang saling tumpang tindih, tampaknya evolusi memegang kontribusi laki-laki di lengan," tertulis dalam penelitian itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Kapan Manusia Modern Bermigrasi dari Afrika?

Penelitian berjudul 'Biparental Inheritance of Mitochondrial DNA in Humans' menjelaskan bahwa peneliti mengeksplorasi genom dari seluruh keluarga, mereka mampu menyusun pola penularan lintas generasi. Beberapa orang dalam keluarga tidak terpengaruh, mereka hanya memiliki mtDNA maternal khusus. Tampaknya jika seorang ibu memiliki campuran mtDNA, dia memberikan campuran itu langsung kepada anaknya. Anak akan mewarisi campuran yang sama dengan yang dia miliki. Namun, jika seorang ayah mencampur mtDNA, dia memberikan sebagian dari mtDNA miliknya kepada anak-anaknya.

"Dengan garis keturunan manusia yang dilacak melalui mtDNA, ada konsekuensi potensial bagi pemahaman kita tentang evolusi manusia. Perkiraan genetik ketika populasi menyimpang terletak pada berbagai data, banyak yang masih diperdebatkan dan penemuan yang sedang berlangsung," tulis Huang. "Temuan ini dapat memicu pekerjaan baru dan menarik, yang akan berkontribusi pada penelitian yang berusaha menyempurnakan estimasi tersebut."

Baca juga: Menyingkap Gen Adam dan Hawa

Simak artikel menarik lainnya tentang DNA Mitokondria hanya di kanal Tekno Tempo.co.

ARSTECHNICA.COM | PROCEEDING OF NATIONAL ACADEMY OF SCIENCES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

12 jam lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

13 hari lalu

Polisi mengevakuasi jenazah korban kecelakaan di Tol Jakarta-CIkampek KM 58, Karawang Timur, Jawa Barat, Senin, 8 April 2024. Kecelakaan yang  melibatkan tiga kendaraan yaitu Bus Primajasa, Grand Max dan Daihatsu Terios tersebut mengakibatkan 12 orang tewas. ANTARA/Awaludin
Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

Identifikasi jenazah kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek melalui cara post mortem dan ante mortem, apakah itu?


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

28 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

28 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

40 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

40 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

40 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

22 Januari 2024

Ilustrasi anak dengan down syndrome atau autis dengan ibu. shutterstock.com
Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

Berkat kemajuan dalam teknologi medis sejumlah metode deteksi dini telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi Down syndrome alias sindrom Down