2. NotPetya/ExPetr
Ilustrasi malware NotPetya. gizmodo.com
Ada pendapat yang mengatakan bahwa serangan yang paling merugikan bukanlah WannaCry, melainkan malware pengenkripsi lainnya (secara teknis adalah penghapus namun tidak mengubah dasarnya) yang disebut ExPetr. Malware ini dikenal sebagai NotPetya. Prinsip operasinya sama, menggunakan EternalBlue dan EtrernalRomance yang mengeksploitasi worm yang bergerak di Web.
Meskipun lebih kecil dalam hal jumlah mesin yang terinfeksi, Notpetya menjadi epidemi malware yang 'lebih mahal' karena menargetkan sektor bisnis dengan perkiraan kerugian mencapai 10 miliar dolar. Sedangkan WannaCry, menghasilkan kerugian pada kisaran 4 sampai US$ 8 miliar.
3. DarkHotel
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Bukan rahasia lagi bahwa jaringan Wi-Fi publik di kafe atau bandara bukanlah yang paling aman. Masih banyak yang percaya bahwa Wi-Fi hotel masih jauh lebih aman, karena walaupun jaringan hotel masih bersifat publik, setidaknya diperlukan otorisasi untuk mengaksesnya.
Kesalahpahaman semacam itu telah merugikan banyak karyawan perusahaan berangking dan berposisi tinggi. Saat terhubung ke jaringan hotel, mereka diminta untuk menginstal pembaruan yang terlihat sah pada perangkat lunak yang popular.
Selanjutnya, perangkat akan langsung terinfeksi dengan spyware DarkHotel, yang secara khusus dilakukan penyerang ke jaringan beberapa hari sebelum kedatangan pengguna, dan dihapus beberapa hari setelahnya. Spyware tersembunyi tersebut mencatat keystroke dan memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan phishing yang ditargetkan.
Baca juga: Waspada, Serangan Siber Sangat Gencar Incar Kartu Pembayaran
Selanjutnya: Stuxnet...