6. Terbang ke Bulan
Cina luncurkan misi bulan Chang'e-4. Kredit: Andrew Jones
Tahun ini adalah tahun dari berbagai awal dan berbagai akhir bagi badan antariksa NASA. NASA mulai mengembangkan konsep untuk stasiun luar angkasa dekat Bulan tahun ini, menyusul perintah Presiden AS 2017 untuk mengembalikan astronot ke permukaan bulan.
Badan ini juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengembangkan wahana bulan kecil. Dan pada bulan Desember, Tiongkok meluncurkan penjelajah Chang'e-4, yang akan mencoba pendaratan lunak pertama kalinya di sisi Bulan yang jauh.
Misi BepiColombo dari European Space Agency (ESA) diluncurkan pada bulan Oktober dalam perjalanan ke Merkurius, dan pada bulan Agustus, Parker Solar Probe dari NASA menuju ke Matahari. Sementara itu, dua wahana melakukan perjalanan ke ruang antarplanet untuk mengumpulkan kotoran kosmik dari asteroid dekat Bumi.
7. Realitas suram dari perubahan iklim
KTT Perubahan Iklim COP 24 digelar di Katowice, Polandia. TEMPO/Anton Septian
Tahun ini adalah tahun di mana kita belajar bahwa Kesepakatan Paris 2015 tentang pemanasan global tidak akan cukup untuk mencegah dampak signifikan dari perubahan iklim.
Sebuah bidang penelitian baru secara eksplisit mengaitkan beberapa peristiwa cuaca ekstrem dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Hal ini memperjelas bahwa perubahan iklim bukan hanya sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam beberapa dekade mendatang. Ancaman itu sudah ada kini.
Masalah ini tampak jelas tiga tahun lalu ketika hampir semua negara di dunia sepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global hingga tidak lebih dari 2 derajat Celsius selama masa praindustri pada tahun 2100. Pakta itu telah dimenangkan dengan susah payah, tetapi kemudian, beberapa ilmuwan mengeluarkan peringatan kehati-hatian: Target itu tidak akan cukup untuk mencegah perubahan besar.
Jadi PBB mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. PBB menugaskan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim untuk memeriksa apa yang diperoleh dunia jika pemanasan global terbatas pada 1,5 derajat bukannya 2 derajat. Laporan itu, dirilis pada bulan Oktober, menegaskan bahwa setengah derajat memang bisa membuat perbedaan dunia. Penurunan setengah derajat berarti berkurangnya kenaikan permukaan laut, lebih sedikit spesies yang hilang karena habitat yang hilang dan lebih sedikit panas yang mengancam jiwa, kekeringan dan curah hujan ekstrem.