4. Memicu tsunami setinggi 120 kaki
Tephra atau pecahan batu vulkanik dan gas vulkanik panas membuat banyak korban khususnya di Jawa Barat dan Sumatra, tapi ribuan lainnya terbunuh akibat tsunami yang menghancurkan. Dinding air, setinggi hampir 120 kaki (setara 36 meter), yang diciptakan oleh runtuhnya gunung berapi ke laut.
Tsunami pada saat itu benar-benar membanjiri pulau-pulau kecil di dekatnya. Penduduk kota-kota pesisir di Jawa dan Sumatera melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Seratus enam puluh lima desa pesisir hancur. Kapal uap Berouw dibawa hampir satu mil ke daratan di Sumatera, dan semua 28 anggota awak tewas.
Namun terdapat kapal lain, Kapal Loudon, telah berhasil melewati tsunami. Kapten kapal, Lindemann, berhasil membalik haluannya untuk menghadapi ombak raksasa, dan kapal mampu menaiki puncak ombak. Ketika melihat ke belakang, para kru dan penumpang melihat bahwa tidak ada yang tersisa dari kota cantik tempat mereka berlabuh sebelumnya.
5. Membuat langit gelap hingga 442 kilometer
Ledakan Gunung Krakatau melontarkan sekitar 11 mil kubik (setara 45 kubik kilometer) puing ke atmosfer, langit yang gelap hingga 275 mil (atau 442 kilometer) dari pusat ledakan. Di sekitarnya, fajar tidak kembali selama tiga hari. Barograf di seluruh dunia mencatat bahwa gelombang kejut di atmosfer mengelilingi planet setidaknya tujuh kali.
Dalam 13 hari, lapisan sulfur dioksida dan gas-gas lain mulai menyaring jumlah sinar matahari yang dapat mencapai Bumi, dan membuat fenomena optik yang aneh, seperti langit merah darah. Efek atmosfer dibuat untuk matahari terbenam yang spektakuler di seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Suhu global rata-rata sebanyak 1,2 derajat lebih dingin untuk lima tahun ke depan setelah letusan.
Bahkan menurut laman Forbes, dalam dua minggu, abu, gas, dan aerosol tertiup angin atmosfer ke barat di sepanjang khatulistiwa. Beberapa bulan setelah letusan, awan vulkanik menyebar dari garis khatulistiwa ke zona garis lintang tengah.