6. Munculnya Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau mulai diketahui tumbuh pada 20 Januari 1930 hasil dari letusan Gunung Krakatau. Menurut laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) komplek Krakatau terdiri dari empat pulau, Rakata, Sertung, Panjang dan Anak Krakatau. Ketiga pulau pertama adalah sisa pembentukan kaldera.
Sementara Anak Krakatau muncul akibat erupsi kompilasi pada 11 Juni 1927 dengan komposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau. Lahir akibat letusan-letusan Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi, bagian kerucutnya mencapai tinggi lebih kurang 300 meter dari muka laut.
Catatan sejarah kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya.
Waktu istirahat tersedia antara 1 hingga 8 tahun dan dialami 4 tahun sekali adalah letusan abu dan leleran lava. Aktivitas terakhir Anak Krakatau, yaitu letusan abu dan leleran lava berlangsung mulai 8 November 1992 hingga Juni 2000.
Pada tahun 2000-an Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan kegempaan terutama pada September 2005. Sementara Oktober 2007 aktivitas kegempaannya kembali meningkat dan terjadi letusan abu setinggi 200 meter. Hasil pengamatan visual pada 25 Oktober 2007, ada lubang letusan baru di dinding selatan Anak Krakatau.
Saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari waspada level II menjadi siaga level III. Sebab, lembaga itu melihat aktivitas gunung api itu meningkat sejak dinihari tadi.
"Naiknya status siaga level III ini berlaku terhitung mulai hari ini pukul 06.00 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Desember 2018.
Sutopo mengatakan Gunung Anak Krakatau meningkatkan aktivitas sejak tadi malam. Dari pengamatan yang dilakukan pukul 00.00-06.00 WIB, aktivitas erupsi gunung api ini masih berlangsung. Tremor secara terus menerus tercatat dengan amplitudo 8-32 milimeter yang didominasi 25 milimeter. "Selain itu juga terdengar dentuman suara letusan," katanya.
Simak kabar terbaru tentang Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau hanya di kanal Tekno Tempo.co
LIFE SCIENCE | FORBES | KEMETERIAN ESDM