TEMPO.CO, Jakarta - Cina akan membangun pembangkit listrik di luar angkasa pada 2030. Nantinya pembangkit tersebut akan berada di orbit Bumi dan mengubah sinar matahari menjadi listrik sebelum mengirimkan energi kembali ke Bumi.
Baca: Cina Bangun Kluster Bisnis Raksasa di Guangdong, Hongkong, Macau
Menurut Cina, salah satu cara untuk mengatasi krisis pembangkit listrik di Bumi adalah dengan menempatkan panel surya di luar angkasa, yang tidak akan terhalang oleh atmosfer.
Cina berencana untuk menjadi yang pertama melakukan itu. Mereka akan membangun pembangkit listrik tenaga surya 36.000 km di atas permukaan bumi.
Dengan teknologi ini, pasokan listrik akan tetap stabil dan terjaga jika teknologi yang dibutuhkan dapat dikembangkan sebelum 2030 yang ditetapkan oleh badan antariksa Tiongkok.
Menurut Science and Technology Daily, tes akan dilakukan antara 2021 dan 2025 di stratosfer. Laboratorium pengujian telah didirikan di kota barat Chongqing untuk mengerjakan proyek.
Cina sebagai negara adidaya Asia di bawah Amerika, memiliki jumlah uang negara terbesar kedua yang dialokasikan untuk mempelajari luar angkasa.
Dengan anggaran tahunan Cina sebesar $ 8 miliar (Rp 112,5 triliun) menjadikan negara tersebut bisa dengan cepat menyaingi Rusia dan AS dalam hal kemajuan teknologi luar angkasa.
NABILA HANUM | DAILYMAIL | INDIATIMES