TEMPO.CO, Jakarta - Dunia olahraga elektronik alias E-Sport membuka peluang mendapatkan penghasilan selain menjadi pemain atau gamer profesional. Seorang gamer profesional di Bandung, Andrew Bachtiar alias Tiar misalnya, menjadi streamer. Penghasilannya sebulan bertambah Rp2,3 juta.
Hansel Ferdinand, Atlet eSport Indonesia yang Mendunia
Streamer adalah pemain game yang menayangkan permainannya langsung di kanal TV digital khusus game yang kini marak. Permainan itu tidak harus di arena kompetisi, melainkan bisa juga saat bertanding harian.
Sejak Desember 2018 ia menjajal sebagai streamer. Setiap hari dari tengah malam hingga pagi, ia bermain game streaming.
Dari beberapa kanal TV digital yang tengah marak, kini ia bisa mendapat US$ 150 atau setara Rp2,3 juta. “Pemain lain di Indonesia ada yang sampai Rp20 juta per bulan,” ujar pegawai di sebuah tempat game E-Sport di Bandung itu, Rabu, 27 Maret 2019.
Menurut seorang pelatih tim E-Sport di Bandung, Andi Halim, profesi di dunia game bakal cerah di masa datang. “Sebab sudah bersentuhan dengan dunia hiburan,” katanya.
Lajang berusia 37 tahun itu sejak 2017 lalu berhenti sebagai pemain game E-Sport profesional.
Di saat peluang penghasilan dari dunia game makin semarak, ia harus mundur karena umur. Selain itu gerak reflek, mata, dan konsentrasinya terasa berkurang.
Selain streaming, ujar Andi, ada caster atau orang yang mengomentari jalannya suatu pertandingan game. Fungsinya seperti komentator pertandingan olahraga seperti tinju atau sepakbola.
Komentar itu kata Andi membuat pertandingan menjadi ramai. Penonton banyak yang tertarik saat melihatnya di siaran langsung atau rekaman di kanal YouTube.
Profesi lain yang mengeruk duit dari jumlah penonton yakni Youtuber game. Pemain e-Sport menyiarkan langsung atau rekaman pertandingan game yang dilakoninya. Penontonnya juga banyak di antaranya ingin tahu bagaimana cara bermain suatu game dan trik atau strateginya.
