TEMPO.CO, Bandung - Tim mahasiswa juga dosen dari berbagai perguruan tinggi bersaing di ajang Hackathon Fintech di Bandung yang bertujuan mencari inovasi dan kreasi baru dari perguruan tinggi soal Financial Technology (Fintech). Lomba yang berlangsung 9-10 April 2019 itu berhadiah total Rp 200 juta.
Baca: Satgas Waspada Investasi Bekukan 803 Fintech Ilegal
Sebanyak 134 tim beranggotakan 3-5 orang mendaftar ikut. Solusi berbasis teknologi digital yang dilombakan meliputi pembayaran, peminjaman, investasi, perencanaan dan riset keuangan, serta pembiayaan (crowd funding). Selain mahasiswa ada 60 orang dosen yang ikut berlomba di sebuah hotel di Bandung.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ismunandar mengatakan, kompetisi itu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan tinggi vokasi, khususnya pada era revolusi Industri 4.0. “Kami mendorong agar perguruan tinggi mempelajari literasi baru digital,” ujarnya usai pembukaan di Bandung, Senin, 8 April 2019.
Acara yang dibarengi paparan soal Fintech kepada seribu peserta mahasiswa itu sebagai implementasi program bimbingan teknis pengembangan belajar melalui kerja sama dengan Singapura. Memorandum of Understanding (MoU) di Singapura telah ditanda angani Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia dan Menteri Pendidikan Singapura pada 7 September 2017.
Ismunandar berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas para dosen untuk mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran terkait Fintech dan pengembangan ekonomi digital Indonesia.
Wakil Rektor ITB Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan ada dua hal yang perlu dikembangkan perguruan tinggi terkait teknologi digital mengenai transaksi pembayaran seperti telah dirintis sejumlah perusahaan. “Peluang itu juga besar di berbagai bidang,” ujarnya. Pengembangan kedua mengenai teknologi berbasis block chain atau bit coin.
Simak artikel lainnya tentang fintech di kanal Tekno Tempo.co.