TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat penjelajah luar angkasa seukuran mobil mendarat di Mars pada 2020 mendatang, kepala utama dari upaya misi luar angkasa tersebut adalah fisikawan wanita bernama Lori Glaze. Dia memimpin Divisi Ilmu Planet di lembaga antariksa Amerika Serikat atau NASA.
Gambaran itu dimuat Laman Mashable, akhir pekan lalu. Glaze melakukan itu tidak sendirian. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tiga dari empat divisi sains NASA dijalankan oleh wanita, sebuah tonggak yang diumumkan oleh NASA pada Jumat, 10 Mei 2019.
"Saya bangga mengatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah NASA, perempuan bertanggung jawab atas 3 dari 4 divisi NASA Science," ujar Associate Administrator NASA Thomas Zurbuchen, melalui akun Twitter-nya, Jumat lalu.
"Mereka menginspirasi generasi perempuan berikutnya untuk menjadi pemimpin dalam eksplorasi ruang angkasa saat kami bergerak maju untuk menempatkan wanita pertama di Bulan."
Jika NASA dapat memenuhi arahan ambisius Presiden Donald Trump, Amerika akan kembali ke bulan pada 2024, NASA telah berkomitmen bahwa wanita pertama akan mendarat di bulan. Terlebih lagi, dari kelas terbaru 12 astronot, hampir setengah, lima, adalah wanita. Meski begitu, seorang wanita belum pernah memimpin seluruh agensi luar angkasa, sebagai administrator NASA.
Perempuan masih memiliki perwakilan minoritas di posisi paling kuat pemerintah Amerika. Dari 21 anggota kabinet Presiden Trump, empat adalah wanita. Meskipun perempuan membentuk hampir 51 persen dari populasi Amerika, hanya 24 persen dari Kongres diwakili oleh perempuan.
NASA, bagaimanapun, adalah pemimpin yang jelas dalam mengenali kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan ilmiah dari para peneliti wanita lembaga tersebut. Bagimana tiga wanita ini yang bertanggung jawab? Berikut informasi detilnya:
1. Nicola Fox, direktur divisi Heliophysics NASA
Fox memimpin upaya NASA untuk mempelajari Matahari, ilmu yang dikenal sebagai heliofisika. Itu tugas yang berat. NASA berada di tengah-tengah sebuah misi yang mengirimkan sebuah penyelidikan surya yang dilapisi baja ke atmosfer luar Matahari untuk mendapatkan gagasan yang lebih baik tentang bagaimana bintang itu berperilaku.
Hal ini penting untuk memahami bagaimana radiasi matahari dan badai matahari, akan berdampak pada kehidupan kita, komunikasi, jaringan listrik, satelit, dan astronot di ruang angkasa. "Sejak orang pertama melihat ke atas, mereka telah melihat cahaya terang di langit," kata Fox dalam sebuah pernyataan. "Kami benar-benar cabang ilmu tertua."
2. Sandra Cauffman, direktur Divisi Ilmu Bumi NASA
Cauffman mengepalai apa yang diyakini banyak orang sebagai misi paling kritis NASA, yaitu memahami asal planet Bumi.
"Apa yang kita lakukan dalam mengamati Bumi sebagai suatu sistem, memberi kita manfaat tambahan untuk membantu manusia di Bumi bertahan dari badai, tornado, polusi, kebakaran, dan membantu kesehatan masyarakat," kata Cauffman. "Memahami lautan, ganggang mekar, semua hal itu membantu manusia di Bumi."
Pekerjaan Divisi Ilmu Bumi tumbuh semakin relevan ketika planet ini mengalami perubahan yang dipicu oleh emisi karbon manusia. Yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia maupun geologi.
3. Lori Glaze, direktur divisi Planetary Science NASA.
Glaze mengepalai divisi NASA yang menjelajahi dunia lain, seperti Mars, Jupiter, dan seterusnya. Ini adalah departemen NASA yang mencari salah satu pertanyaan paling mendesak umat manusia, seperti? Apakah ada kehidupan di tata surya di luar planet kita?
Sampai sekarang, tidak ada bukti bahwa kehidupan ada di tempat lain. Namun, Glaze dan tim selalu mencari dan mengawasi.
Simak informasi terbaru lainnya tentang ilmuwan wanita NASA hanya di kanal Tekno Tempo.co
MASHABLE | NASA