TEMPO.CO, Bandung - Gempa kuat di wilayah Yamagata, Jepang, dan sekitarnya pada Selasa malam, 18 Juni 2019, akibat pergerakan sesar aktif di lepas pantai. Lindu berkekuatan magnitudo 6,3 pada pukul 20.22 WIB itu, tergolong dangkal dan sempat membuat otoritas setempat mengeluarkan peringatan tsunami.
Baca juga: Gempa 6,7 Magnitudo Goyang Jepang, Simak yang Terjadi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat titik sumber gempa atau episenter berada pada koordinat 38,68 LU dan 139,36 BT. “Atau tepatnya di laut pada jarak sekitar 33 km arah barat Kota Tsuruoka pada kedalaman 10 km,” kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Gempa yang tergolong dangkal ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Dugaan kuat yang menjadi pembangkit gempa ini adalah struktur tektonik Uetsu Fold and Thrust Belt atau Jalur Sesar Naik dan Lipatan Uetsu di lepas pantai yang jalurnya paralel dengan pesisir pantai.
Kesimpulan itu sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempanya. “Gempa ini dipicu oleh patahan dengan pergerakan dalam arah vertikal (thrust fault) dengan jurus sesar berarah barat daya-timur laut,” ujarnya.
Gempa bumi Yamagata ini sempat menimbulkan peringatan tsunami dari Pusat Peringatan Tsunami Jepang. Peringatan bahaya itu ditujukan terutama ke pantai-pantai dekat sumber gempa seperti pantai Perfektur Yamagata, Niigata dan Ishikawa. Estimasi ketinggian tsunami sekitar 1 meter.
Berdasarkan hasil monitoring muka laut pada beberapa stasiun tide gauge di sekitar pusat gempa seperti di stasiun Saigo, Totama, Noto, dan Sado, tidak tampak adanya fenomena tsunami.
Dampak gempa ini di beberapa kota seperti Akita, Yokote, Sakata, Tsuruoka, Murakami, Sibata dan Niigata mengalami guncangan hingga skala intensitas V-VI MMI. Beberapa bangunan rumah dilapotkan mengalami rusak ringan, listrik padam, dan terjadi kekacauan lalu lintas.
Hasil pemantauan menunjukkan gempa susulan (aftershocks) terjadi beberapa kali dengan kekuatan M=3.8, M=4.0, M=3.2, dan M=2.7.