Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benda Langit Rutin Berkedip pada Kita, Astronom Temukan Jawabnya

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Pemandangan jutaan bintang menghiasi langit di kawasan hutan karst Rammang-rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu malam 6 Agutus 2016.  Beberapa waktu lalu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menghimbau masyarakat agar mematikan lampu pada Sabtu (06/08) pukul 20.00 hingga 21.00 untuk dapat menyaksikan keindahan fenomena terpancarnya Galaksi Bima Sakti. TEMPO/Iqbal Lubis
Pemandangan jutaan bintang menghiasi langit di kawasan hutan karst Rammang-rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu malam 6 Agutus 2016. Beberapa waktu lalu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menghimbau masyarakat agar mematikan lampu pada Sabtu (06/08) pukul 20.00 hingga 21.00 untuk dapat menyaksikan keindahan fenomena terpancarnya Galaksi Bima Sakti. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekali atau dua kali sehari, sebuah benda langit di Galaksi Bima Sakti berkedip pada kita. Objek yang disebut NGTS-7 itu, berdasarkan pengamatan teleskop, bentuknya seperti bintang tunggal.

Para peneliti di University of Warwick di Inggris melihat ada seperti suar pada benda itu, namun berdasarkan pemeriksaan lebih dekat yang terjadi sebenarnya cahaya bintang itu meredup sesaat setiap 16,2 jam.

Ketika para astronom memperbesar penampakannya, mereka menyadari sebenarnya ada dua bintang dengan ukuran yang sama dalam sistem, dan hanya satu dari bintang yang meredupkan cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa ada benda gelap berputar di atas permukaan bintang.

Dalam sebuah makalah yang diposting di jurnal pracetak arXiv, para astronom menawarkan penjelasan: Sebuah katai coklat mengorbit salah satu bintang, dalam orbit yang begitu ketat sehingga hanya membutuhkan 16,2 jam untuk sekali putar.

Sangat mengesankan bahwa para astronom yang terlibat mampu mengurai sinyal rumit dari sistem ini, menguraikan di mana cahaya bercampur dari katai coklat dan dua bintang muda kecil berasal, kata Hugh Osborn, seorang astronom di Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Perancis, yang tidak terlibat dalam penelitian. 

Para peneliti menerapkan teknik mirip dengan yang digunakan untuk mendeteksi exoplanet: Mengukur bagaimana cahaya meredup ketika katai coklat melewati antara bintang inangnya dan Bumi. Kedipan ini merepresentasikan sinyal "transit": gerhana singkat sebagian bintang oleh sesuatu yang terlalu kecil dan redup untuk dilihat secara langsung, bahkan melalui teleskop yang kuat.

"Mendeteksi sistem ini mungkin agak mudah," kata Osborn kepada Live Science. "Karena bintang itu sangat kecil dan katai coklat relatif besar, sinyal transit sebenarnya sekitar 10 kali lebih besar dari sebuah planet ekstra surya tipikal yang muncul saat malam."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi begitu Anda mendeteksi sinyal transit, Anda harus memahaminya. Itu rumit karena sinyal benda kerdil coklat aneh. Untuk satu hal, mereka cenderung bersinar sedikit dari cahaya internal dan dari bintang-bintang terdekat.

"Suhu kurcaci coklat yang khas adalah di suatu tempat antara air hangat suam, yang akan tampak hitam di mata kita, dan api unggun, yang akan memerah sedikit," kata Osborn. "Dalam kasus ini, katai coklat dipanaskan oleh bintang yang diorbitnya, artinya siang hari dari objek itu akan menyala merah panas. Sisi malam akan lebih gelap, tetapi sebagian dari panas ini akan tersedot ke sekitar oleh angin, memanaskannya."

Yang satu ini sangat aneh, bahkan untuk katai coklat, karena jaraknya yang dekat dengan bintang inangnya, kata Osborn.

Seiring waktu, para peneliti menulis, gaya magnet dari bintang inang akan memperlambat orbit katai coklat, menyebabkan orbit menyusut dan transit terjadi lebih teratur. Akhirnya, di masa depan yang tidak terlalu jauh (setidaknya dalam hal bintang), orbit katai coklat akan runtuh seluruhnya dan akan jatuh ke bintang inangnya. Sebuah pertunjukan kembang api spektakuler untuk dilihat oleh para astronom.

Berita lain tentang benda langit, bisa Anda simak di Tempo.co.
 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

29 hari lalu

Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

Astronom menemukan sebuah bintang yang sedang melahap salah satu planetnya. Preview dari nasib planet Bumi.


Kisah Pengamatan Gerhana Matahari Pertama di Tengah Laut dari KRI Spica-934

32 hari lalu

Nurdin Nurdiansah (Facebook)
Kisah Pengamatan Gerhana Matahari Pertama di Tengah Laut dari KRI Spica-934

Bagi Nurdin pengamatan gerhana matahari hibrida ini melengkapi 'koleksi' pengamatan gerhana mataharinya.


Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Astronom Jepang, Daichi Fujii, menangkap gambar peristiwa meteorit menabrak Bulan yang tampak lewat kilatan cahaya terang di kiri bawah pada 23 Februari 2023. mage credit: Daichi Fujii Hiratsuka City Museum
Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.


Ingin Pertahankan BRIN Pasuruan, Astronom Temui BRIDA Jatim

23 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
Ingin Pertahankan BRIN Pasuruan, Astronom Temui BRIDA Jatim

BRIDA Jatim menjanjikan fungsi riset BRIN Pasuruan tetap beroperasi.


Laboratorium LAPAN di Pasuruan Ditutup, Kepala BRIN: Kecil Banget

10 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
Laboratorium LAPAN di Pasuruan Ditutup, Kepala BRIN: Kecil Banget

Kepala BRIN juga menilai alat yang ada hanya teropong kecil dan balon.


BRIN Tutup Laboratorium di Pasuruan, Astronom Amatir Jawa Timur Bersurat Memohon ...

10 Februari 2023

Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Pasuruan berpamitan pada 31 Januari 2023 setelah 35 tahun beroperasi. Fasilitas riset ini termasuk yang harus ditinggalkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk bisa integrasi ke dalam BRIN. Twitter
BRIN Tutup Laboratorium di Pasuruan, Astronom Amatir Jawa Timur Bersurat Memohon ...

Astronom amatir yang berhimpun dalam Forum Komunikasi Astronom Amatir Lintas Jawa Timur menyurati Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.


BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

9 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

Astronom amatir mengenang Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur. BRIN telah meninggalkannya mulai awal bulan ini.


Tim Astronom Bosscha Siap Berburu Semenit Gerhana Matahari Total

14 Januari 2023

Masyarakat ikut mengamati peristiwa Gerhana matahari total diamati di Coquimbo, Cile, Selasa, 2 Juli 2019. Peristiwa ini adalah satu-satunya fenomena gerhana matahari total yang bisa disaksikan pada 2019. REUTERS/Rodrigo
Tim Astronom Bosscha Siap Berburu Semenit Gerhana Matahari Total

Tim dari Observatorium Bosscha menyiapkan ekspedisi Gerhana Matahari Total ke Pulau Kisar, Provinsi Maluku.


Bintang Terang Ini Telah Kehabisan Gas dan Bersisa Intinya

10 November 2022

Ilustrasi bintang super raksasa merah yang bertransisi menjadi supernova Tipe II. (Observatorium W. M. Keck/Adam Makarenko)
Bintang Terang Ini Telah Kehabisan Gas dan Bersisa Intinya

Salah satu dari bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam, Gamma Columbae, kini sesungguhnya hanya bersisa inti bintang yang telanjang.


Observatorium Bosscha Akan Siarkan Langsung Gerhana Bulan Total dari 3 Lokasi

31 Oktober 2022

Astronom melakukan pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Bandung, 26 Mei 2017. Hilal tidak terlihat saat pengamatan di Observatorium Bosscha Lembang karena terhalang awan. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Akan Siarkan Langsung Gerhana Bulan Total dari 3 Lokasi

Gerhana bulan total di Indonesia pada 8 November 2022 akan muncul dengan berbagai fase sesuai wilayah pengamatan.