TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi kencan Tinder mengikuti langkah beberapa aplikasi lainnya yang menolak kebijakan pajak Google Play Store dalam memotong biaya sebanyak 30 persen.
Untuk seterusnya para pengguna hanya dapat melakukan transaksi pembayaran melalui sistem milik perusahaan Match Group tersebut.
Beberapa pengembang seperti Epic Games (pengembang Fortnite), Netlifx dan Spotify telah melakukan hal serupa. Maka dari itu, game Fortnite tidak dipasarkan melalui Google Play Store. Kini, para pengguna hanya dapat melakukan transaksi melalui situs resmi mereka.
“Di Match Group kami akan terus menguji pembaruan dan fitur baru untuk kenyaman para pengguna. Kami akan selalu memberikan opsi yang menguntungkan seperti penawaran pembayaran salah satunya,” ujar juru bicara Match Group, Justine Sacco.
Tinder merupakan salah satu aplikasi andalan Match Group yang memberi banyak keuntungan. Layanan berbayar seperti Tinder Gold dan Tinder Plus diminati oleh pengguna, sehingga mereka ingin mendapat keuntungan bersih tanpa dipotong pajak.
Aplikasi kencan ini telah mendapatkan keuntungan sebesar US$ 497 juta (setara Rp 6,9 triliun) dari total pendapatan di Android dan iOS pada paruh pertama tahun 2019.
Simak artikel lainnya tentang aplikasi Tinder di kanal Tekno Tempo.co.
THE VERGE | DIGITAL TRENDS | ENGADGET | CAECILIA EERSTA