TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan ramuan obat antinyamuk berbahan alami dan ramah lingkungan. Temuan ini diaplikasikan mahasiswa kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jambesari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Koordinator divisi kesehatan dan lingkungan KKN, Refa Maulana mengatakan selama ini masyarakat kerap menggunakan lotion dan spray. Obat antinyamuk ini mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. “Beresiko terhadap gangguan pernapasan," katanya di Malang, Kamis, 1 Agustus 2019.
Sedangkan di Jambesari rawan menyebar nyamuk aedes agepty yang menularkan demam berdarah dengue. Jambesari juga pembudidayaan buah jeruk yang belum termanfaatkan secara optimal. "Fogging dan program 3M plus belum efektif mengurangi dan mematikan nyamuk aedes aegepty,” kata Dinda Muji pencetus ide.
Ramuan antinyamuk terdiri dari daun serai, kulit jeruk dan cengkeh. Serai berfungsi mengusir nyamuk, dan aroma kulit jeruk juga tak disukai nyamuk lantaran terdapat senyawa limonene. Sedangkan bunga cengkeh mempunyai senyawa bioaktif ampuh untuk serangga.
Bahan-bahan itu direbus dalam panci sampai mendidih. Setelah itu, hasil rebusan dimasukkan dalam botol kecil layaknya obat anti-nyamuk yang dijual di pasaran.
"Semua bahan mudah diperoleh di kampung dan harganya terjangkau,” kata Dinda. Produk mereka telah didistribusikan ke kelompok pos pelayanan terpadu (Posyandu). Lantas disebarkan ke seluruh masyarakat untuk mencegah demam berdarah menjelang musim hujan.
Berita lain terkait mahasiswa UMM, bisa ANda simak di Tempo.co.