Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Sejarah Diskusi Soal Raden Fatahillah tanpa Ridwan Saidi

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Manekin Pangeran Fatahillah di Museum Bahari, Jakarta, Senin (29/04). Manekin tokoh pelayaran yang akan ditampilkan dalam kisah 'Senja Di Sunda Kelapa' saat ini masih dalam tahap penyelesaian. (TEMPO/Yosep Arkian)
Manekin Pangeran Fatahillah di Museum Bahari, Jakarta, Senin (29/04). Manekin tokoh pelayaran yang akan ditampilkan dalam kisah 'Senja Di Sunda Kelapa' saat ini masih dalam tahap penyelesaian. (TEMPO/Yosep Arkian)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Dharma Bakti Lestari bekerja sama dengan Sahabat Lestari dan Media Group menggelar diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD) terkait sejarah Raden Fatah atau Raden Fatahillah dan Sultan Trenggana.

Menurut laporan Antara, Sabtu, 7 September 2019, diskusi di Hotel Amantis, Demak, ini menanggapi pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi bahwa Raden Fatahilah  atau Raden Fatah adalah keturunan Yahudi.

Diskusi tersebut dihadiri sejumlah sejarah di antaranya Guru Besar Emeritus UGM Djoko Suryo, Guru Besar UGM Inajati Adrisijanti, Guru Besar UGM/Filolog Chamamah Suwarno, Guru Besar UIN Jakarta Budi Sulistiono, Rektor Unisnu Sa'adullah Assaidi, Dosen UIN Yogyakarta Jadul Maulana, Dosen Undip Soetejo KW, pengurus Yayasan Menara dan Makam Sunan Kudus Najib Hassan, Dosen Undip Chusnul Hayati dan Dosen Undip Dewi Yuliati M.A. Namun Ridwan Saidi tidak ikut diundang.

Guru Besar UGM Inajati Adrisijanti mengungkapkan bukti-bukti keberadaan Raden Fatah terdapat dalam beberapa catatan sejarah dan bukti-bukti arkeologi.

Dari catatan sejarah, katanya, dapat ditemukan di buku karya Tome Pires yang berjudul Suma Oriental dan buku karya Diogo de Couto yang berjudul Da Asia.

"Bukti-bukti arkeologi itu bisa ditemukan lewat makam yang ada di Kerajaan Demak," ujarnya.

Lebih lanjut, Inajati menyebutkan, dalam Masjid Agung Demak ada yang namanya "Maksurah" yaitu pelindung bagi para pemimpin pada waktu melaksanakan salat.

Maksurah itu, katanya, hanya dipakai untuk tokoh penting dan raja-raja Majapahit sehingga menjadi bukti bahwa Raden Fatah adalah tokoh penting bagi Kerajaan Demak.

Pembicara lainnya, Dosen Undip Semarang Dewi Yuliati mengungkapkan rasa terima kasihnya atas terselenggarakan acara FGD ini karena bisa dijadikan sebagai alat untuk memperkaya wawasan mengenai sejarah dan budaya di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan Raden Fatah dan Kerajaan Demak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia juga menyinggung soal pendapat tokoh masyarakat yang menyebut Raden Fatah adalah seorang Yahudi dan kata "Raden" hanya disematkan untuk pemimpin Agama Islam.

"Kata Raden merupakan gelar bagi pemimpin kerajaan dan pemimpin keagamaan. Raden berarti roh-adi-an yang disematkan dalam nama-nama pemimpin. Bukan berarti hanya disematkan untuk pemimpin Islam. Dalam kerajaan-kerajaan Hindu pun memakai gelar raden. Misalnya Raden Wijaya dari Kerajaan Majapahit," ujar Dewi.

FGD tersebut juga turut dihadiri sejumlah akademisi dan tokoh masyarakat lain, seperti Eko Punto, Agustinus Supriyono, Siti Mazizah, Fuad Alhamidi, Ufi Sarasawati, Setyobudi, Danang, Dikbud Provinsi Jateng Joko Nugroho, Takmir Masjid Agung Demak Kiai Abdullah Syiffa, Ketua PDM Demak Suali, PMII Demak Ahmad Habib Afifydin, IPNU Demak Mustaqin, Ketua PMII Yogyakarta Sidik Nur Toha, Sejarawan Demak dan tokoh masyarakat lainnya.

Adapun FGD ini diharapkan dapat meluruskan pernyataan tokoh masyarakat yang menyebut Raden Fatah adalah orang Yahudi.

Diskusi tersebut juga diharapkan bisa dijadikan jalan untuk merekonstruksi kembali ketokohan Raden Fatah sekaligus Sultan Trenggana, bahwa mereka adalah tokoh Islam dan keberadaan mereka nyata dan bukan dongeng.

Sebelumnya, Ridwan Saidi menyatakan bahwa Raden Fatahillah keturunan Yahudi dalam sebuah video berdurasi 15 menit 52 detik itu. Video itu diunggah oleh akun YouTube bernama Macan Idealis. Dalam video yang lain juga Babe Ridwan menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya fiktif.

"Kita harus mulai dulu dari pembebasan Konstantinopel oleh Otoman. Itu kan pada 1453, setelah itu ekonomi Eropa dan sekitarnya dikuasasi penuh oleh Otoman, dan itu nyaris membangkrutkan Yahudi," ujar Babe Ridwan, sapaan Ridwan Saidi, kepada Tempo, Rabu, 4 September 2019.

Menurut Ridwan, berdasarkan catatan  Ferdinand Mendez Pinto  yang diutus Raja Portugal mengawasi pergerakan orang-orang Yahudi, ada beberapa orang Yahudi melakukan serangan ke Asia termasuk Raden Fatahillah yang akhirnya mendarat di Jawa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Perjalanan Hidup Ridwan Saidi

26 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Mengenang Perjalanan Hidup Ridwan Saidi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia pada Minggu, 25 Desember 2022


Ridwan Saidi Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Satu Area dengan Benyamin Sueb, Fatmawati dan Chairil Anwar

26 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Satu Area dengan Benyamin Sueb, Fatmawati dan Chairil Anwar

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dimakamkan di TPU Karet Bivak. Satu area makam tokoh lainnya seperti Benyamin Sueb, Fatmawati, dan Chairil Anwar.


Layat Ridwan Saidi, Heru Budi Hartono Janji Lestarikan Budaya Betawi

25 Desember 2022

Budayawan Betawi Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di areal Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, 22 Mei 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Layat Ridwan Saidi, Heru Budi Hartono Janji Lestarikan Budaya Betawi

Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono berkomitmen melanjutkan gagasan Almarhum Ridwan Saidi terkait pelestarian budaya Betawi.


Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

25 Desember 2022

Mantan politisi dan budayawan Betawi Ridwan Saidi (tengah) terlihat dalam acara Halal Bihalal Jokowi-Ahok yang berlangsung di posko kemenangan Jokowi Jl. Borobudur nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Meninggal, Anis Matta: Terima Kasih Atas Usahamu Menjaga Demokrasi Kita

Budayawan Betawi Ridwan Saidi tutup usia hari ini, Minggu, 25 Desember 2022.


Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal

25 Desember 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal

Budayawan Betawi, Ridwan Saidi meninggal pada Ahad, 25 Desember 2022.


Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

11 Oktober 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dan anggota DPD asal Jakarta Sylviana Murni tidak memasalahkan Heru Budi Hartono jadi Pj Gubernur DKI Jakarta.


Ridwan Saidi Sesalkan Larangan Pengamen Ondel-ondel

10 Februari 2020

Gilang Ronaldo, 11 tahun, baju merah, bersama Malik Ahmad Ramadan (15) alias Madun, dan Martin Nurohim (25) alias Katek, saat ditemui sebelum memulai perjalanan nandak atau mengamen ondel-ondel pada Januari 2019. TEMPO/IMAM HAMDI
Ridwan Saidi Sesalkan Larangan Pengamen Ondel-ondel

Budayawan Ridwan Saidi menilai Pemprov DKI Jakarta hanya perlu mengatur pengamen ondel-ondel bukan melarang.


Ragam Kisah Raden Fatahillah; Disebut Yahudi sampai Habib

6 September 2019

Manekin Pangeran Fatahillah di Museum Bahari, Jakarta, Senin (29/04). Manekin tokoh pelayaran yang akan ditampilkan dalam kisah 'Senja Di Sunda Kelapa' saat ini masih dalam tahap penyelesaian. (TEMPO/Yosep Arkian)
Ragam Kisah Raden Fatahillah; Disebut Yahudi sampai Habib

Banyak versi tentang siapa Raden Fatahillah. Ridwan Saidi menyebutnya keturunan Yahudi, lainnya menyebut dia lahir di Pasai dan keturunan Habib.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Demo Raden Fatahillah Yahudi

5 September 2019

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berdama Warga Demak melakukan aksi terkait pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan Raden Fatahillah dan Sultan Trenggono adalah seorang Yahudi. Aksi dilakukan di Alun-alun Demak, Rabu, 4 September 2019. (Dok. Istimewa)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Demo Raden Fatahillah Yahudi

TEMPO.CO, Jakarta- Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Fatahillah Yahudi. Warga Demak melakukan aksi memprotes pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyatakan bahwa Raden Fatahillah seorang Yahudi. Aksi tersebut digelar sore ini pukul 15.30 WIB, Rabu, 4 September 2019 di Alun-alun Demak.


Asal-Usulnya Jadi Polemik, Siapa Sebenarnya Raden Fatahillah?

5 September 2019

Manekin Pangeran Fatahillah di Museum Bahari, Jakarta, Senin (29/04). Manekin tokoh pelayaran yang akan ditampilkan dalam kisah 'Senja Di Sunda Kelapa' saat ini masih dalam tahap penyelesaian. (TEMPO/Yosep Arkian)
Asal-Usulnya Jadi Polemik, Siapa Sebenarnya Raden Fatahillah?

Beberapa ahli punya pendapat berbeda tentang asal-usul Raden Fatahillah, yang oleh Ridwan Saidi disebut berasal dari Yahudi.