TEMPO.CO, Bandung - Times Higher Education (THE) menempatkan Institut Teknologi Bandung (ITB) diperingkat 1001+ universitas dunia 2020.
Dibandingkan hasil tiga tahun berturut-turut sebelumnya, peringkat ITB kini merosot. Pada peringkat THE tahun 2019, ITB menempati peringkat 801-1.000
“Banyak perguruan tinggi di dunia yang juga berusaha meningkatkan kualitasnya, jadi persaingan makin ketat,” kata Bambang Rijanto, Wakil Rektor ITB Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan, Kamis, 19 September 2019.
Peringkat universitas di Indonesia 2020 oleh The Times Higher Education. Kredit: The Times Higher Education
Khusus untuk ITB, ujarnya, ada penurunan skor pada international outlook atau jumlah mahasiswa serta dosen luar negeri. Posisi ITB, misalnya, selisih 8-9 peringkat di atas Institut Pertanian Bogor dan Universitas Brawijaya. Pada 2017 peringkat THE ITB 800 lebih, 2018 dan 2019 pada kisaran 800-1000.
Menurut Bambang, peringkat ITB berdasarkan ilmu menurut THE tergolong baik. Bisnis dan ekonomi peringkat 401-500, Physical Sciences 601-800, Engineering & Technology 601-800, dan Computer Sciences 601+.
Hasil lain dari peringkat THE itu, ITB masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik di tingkat Asia-Pasifik. Sementara di tingkat Indonesia, ITB masuk perguruan tinggi terbaik kedua.
Metodologi peringkat yang digunakan THE adalah aspek citations 30 persen, industry income (2,5 persen), international outlook (7,5 persen), research (30 persen), teaching (30 persen).
Sementara berdasarkan rilis pemeringkatan QS University Ranking 2019, ITB berada di rangking ke-359 dunia dan masuk terbaik kedua di Indonesia. Pada skala Asia, ITB berada di ranking ke-73. Merujuk ranking by subject, ITB masuk ranking 51-100 untuk Art & Design, dan untuk Graduate Employability Ranking berada di 301-500.
Pemeringkatan THE dan QS World, kata Bambang, memiliki metodologi yang sedikit berbeda namun juga memiliki kesamaan. Misalnya, kesamaan yang menonjol adalah produktivitas dan kualitas dari riset dan publikasi, sitasi, jumlah mahasiswa asing, dan jumlah dosen asing.
ANWAR SISWADI