TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT. Garam membangun Pilot Project Garam Industri di wilayah Gresik, Jawa Timur. Pembangunan proses pemurnian dengan skala produksi 40 ribu ton per tahun ini telah dimulai.
Kepala BPPT Hammam Riza, usai melakukan pemancangan perdana peralatan pilot project garam industri tersebut mengatakan dengan fasilitas itu BPPT berupaya mendorong petani garam untuk memiliki dan menyimpan garam dalam bentuk garam industri.
"Kami bersyukur hari ini pemancangan perdana Pilot Project Garam Industri ini dapat dilakukan. Semoga dengan ini petani garam dapat memiliki nilai jual lebih baik dibandingkan garam krosok yang ada selama ini, serta menjadi momentum untuk mencapai target pemerintah, yakni memenuhi kebutuhan garam nasional," ungkap Hammam di Gresik, Kamis, 17 Oktober 2019.
Hammam mengatakan kebutuhan garam nasional meningkat terus seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri. Untuk itu dibutuhkan pengembangan teknologi, guna membantu petani garam dalam meningkatkan kuantitas produksi, serta kualitas produk garam lokal menjadi garam industri yang memiliki nilai tambah.
"Pembangunan pilot project garam industri kapasitas 40.000 ton per tahun ini kami targetkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Langsung dioperasionalkan bekerja sama dengan PT. Garam untuk mengkaji keandalan dari aspek ekonomi, durability, termasuk pemeliharaannya," papar Hammam.
Produk garam dalam negeri secara kuantitas belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Sementara itu dari sisi kualitas, garam lokal belum memenuhi standar garam industri dikarenakan kandungan NaCl yang lebih rendah dan pengotor (impurities) yang melebihi standard.
Data juga menyatakan bahwa Impor garam tahun 2018 mencapai 2,7 juta ton. Pada saat ini garam konsumsi sekitar 2 juta ton per tahun sudah dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri, tetapi garam industri masih 100 persen impor.
Hammam menambahkan, saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan pembangunan pilot project garam industri terintegrasi.
"Kami tengah mengkaji terap pilot project garam industri, yang dapat menghasilkan berbagai produk turunan garam maupun bittern menjadi bahan baku obat, bahan farmasi, minuman isotonik, dan lainnya. Sehingga secara ekonomis pemanfaatan seluruh mineral garam akan lebih dapat dimanfaatkan secara optimal," terangnya.
Hammam berharap agar dukungan kebijakan, serta sinergi antar pihak semakin solid. Hal ini penting agar produktivitas, dan kemandirian bangsa dalam hal pemenuhan kebutuhan garam dapat diwujudkan.
"Kami juga akan merekomendasikan agar pembangunan beberapa pabrik garam industri di sentra-sentra produksi garam rakyat seluruh Indonesia dapat mengacu pada desain BPPT ini," pungkas Hammam.