Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Google Luncurkan Platform Wildlife Insights Berteknologi AI

image-gnews
Harimau sumatera remaja sedang mengikuti tapir di hutan  Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung pada bulan Maret 2019 lalu. (WWF-Indonesia)
Harimau sumatera remaja sedang mengikuti tapir di hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung pada bulan Maret 2019 lalu. (WWF-Indonesia)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Google meluncurkan platform Wildlife Insights berteknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu upaya konservasi pelestarian lingkungan. Tujuannya adalah membantu memproses salah satu basis data foto terbesar dan paling beragam di dunia yang diambil dari kamera yang diaktifkan dengan gerakan.

Program Manager Google Earth Outreach Tanya Birch menjelaskan bahwa hal itu dilakukan melalui ribuan camera trap yang ditempatkan di seluruh dunia yang dipantau organisasi konservasi untuk mengambil gambar.

“Wildlife Insights tersedia untuk umum, memungkinkan orang untuk mengeksplorasi gambar camera trap dan memfilternya berdasarkan spesies, negara, dan tahun. Model AI Google terlatih di cloud dan menjalankan data melalui model dengan latensi rendah, dan memungkinkan Wildlife Insights menganalisis hingga 3,6 juta foto per jam,” ujar Birch melalui video converence di Google Indonesia, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019.

Saat ini Google bekerja sama dengan organisasi konservasi internasonal yaitu Smithsonian’s Natonal Zoo and Conservation Biology Institute, North Carolina Museum of Natural Science, Map of Life, World Wide Fund for Nature, Wildlife Conversation Society dan Zoological Society of London, dengan dukungan dari program Google Earth Outreach, Gordon and Betty Moore Foundation, dan Lyda Hill Philantropies. Termasuk dengan Wildlife Conservation Society di Bukit Barisan, Sumatra,

Banyaknya gambar membuat sulit memilah-milah gambar secara efisien, dan tidak setiap hewan mudah dikenali, terutama ketika berada di kegelapan atau bersembunyi di balik semak-semak. Lebih dari 80 persen foto tidak mengandung hewan sama sekali karena perangkap kamera dipicu oleh gerakan.

Platform tersebut, kata Birch, dapat membantu melatih model untuk mengklasifikasikan spesies dalam gambar menggunakan kerangka pembelajaran mesin TensorFlow open source. Dan untuk secara otomatis menghapus foto yang tidak mengandung gambar binatang.

“Ini mencapai akurasi tinggi sebanyak 614 spesies, dengan akurasi klasifikasi 80 persen hingga 98,6 persen untuk spesies seperti jaguar dan gajah Afrika, serta satwa liar yang lebih jarang, seperti pecularis berbibir putih,” kata Birch.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan data itu, Birch melanjutkan, pengelola kawasan lindung atau konservasi dapat mengukur keadaan spesies tertentu, dan pemerintah daerah dapat menggunakan data untuk menginformasikan kebijakan dan membuat tindakan konservasi.

Di seluruh dunia, populasi mamalia, burung, ikan, reptilia, dan amfibi telah menyusut 60 persen sejak periode 1970-an, menurut World Wildlife Fund (WWF). Sebuah laporan global dari PBB menemukan bahwa satu juta spesies binatang terancam punah saat ini, bahkan banyak di antaranya mungkin akan punah dalam satu dekade ke depan.

“Sementara kita baru saja menerapkan AI untuk lebih memahami satwa liar dari sensor di lapangan, solusi seperti Wildlife Insights dapat membantu kita melindungi planet kita sehingga dapat menghindari kepunahan,” tutur Birch.

Untuk melindungi margasatwa dengan lebih baik, para peneliti dan ahli biologi mulai memanfaatkan kamera sensor gerak untuk memantau jumlah spesies di suatu wilayah beserta pola pergerakan dan aktivitas mereka. Kamera sensor gerak mengambil sejumlah foto setiap kali dilewati hewan, yang kemudian dimanfaatkan peneliti untuk mempelajari lebih jauh keadaan populasi mereka.

Sekarang, dengan Wildlife Insights, mereka dapat berfokus pada upaya pelestarian. “Peneliti dapat mengupload data ke Google Cloud dan menganalisis citra dengan model AI pengidentifikasi spesies yang disediakan Google, memvisualisasikan margasatwa dengan Google Maps, dan membuat laporan untuk membagikan insight ini kepada pihak lain,” tutur Birch.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

6 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Karyawan Google Dipecat setelah Lancarkan Protes Pro-Palestina

48 hari lalu

Kantor Google di San Francisco. Foto: Google
Karyawan Google Dipecat setelah Lancarkan Protes Pro-Palestina

Karyawan tersebut melancarkan protes ketika kepala Google Israel Barak Regev berpidato di sebuah konferensi industri di Kota New York, AS


Telkomsel Umumkan Kerja Sama Strategis dengan Google Cloud di Barcelona

57 hari lalu

Telkomsel Umumkan Kerja Sama Strategis dengan Google Cloud di Barcelona

Pemanfaatan Gen AI dari Google Cloud saat ini tengah dikembangkan di sejumlah aplikasi Telkomsel, seperti Moana, MyTelkomsel, myEnterprise, hingga MyAds.


Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

27 Desember 2023

Google mengumumkan Pixel 8 baru, Pixel 8 Pro, dan Pixel Watch 2 di New York (Thomson Reuters)
Sempat Dihilangkan, Google Kembalikan Fitur Ultra-wide Astrofotografi di Google Pixel 8 Pro

Dengan fitur ultra-wide astrofotografi, pengguna Google Pixel 8 Pro dapat mengandalkan kamera belakang ponselnya untuk mengambil foto langit


Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

8 Desember 2023

Ilustrasi Android 14. The Verge
Google Luncurkan Android 14 QPR1 ke Ponsel Pixel, Ini Detailnya

Android 14 QPR1 mencakup 37 perbaikan dan penyempurnaan untuk ponsel Pixel.


Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

1 Desember 2023

Lahan pertanian kentang dan Pembangkit Listrik Geotermal, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis apabila dilihat dari dataran tinggi. Aris Andrianto/Tempo
Google Meluncurkan Proyek Geothermal, Apa Itu?

Energi geothermal berasal dari panas yang dihasilkan selama pembentukan asli planet ini dan peluruhan radioaktif material.


Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

1 Desember 2023

Logo Google di kantor Google untuk Asia Pasifik di Singapura, 13 Desember 2019. TEMPO | Gangsar Parikesit
Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

Raksasa Google bekerja sama dengan Fervo membangun proyek listrik geothermal untuk memasok energi yang lebih bersih bagi pusat data Google.


Spotify Akan Gunakan AI Google buat Podcast dan Buku Audio

16 November 2023

Spotify. REUTERS/Dado Ruvic
Spotify Akan Gunakan AI Google buat Podcast dan Buku Audio

Spotify akan menggunakan AI Google untuk menyesuaikan podcast dan rekomendasi buku audio.


Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

31 Oktober 2023

Ilustrasi Android 14. The Verge
Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

Google secara resmi mengonfirmasi adanya bug pada pembaruan Android 14. Simak rinciannya.


Google Cloud Gen AI Mempercepat Kemampuan Organisasi untuk Transformasi Bisnis

18 Oktober 2023

Mitesh Agarwal, Managing Director, Solutions and Technology, Asia Pacific Google Cloud. (Tempo/Erwin Zachri)
Google Cloud Gen AI Mempercepat Kemampuan Organisasi untuk Transformasi Bisnis

Google mengatakan masa depan kecerdasan buatan (AI) akan terbuka.