TEMPO.CO, Jakarta - Desainer jembatan lengkung kereta ringan atau LRT Jabodebek, Arvila Delitriana, mengatakan telah mempertimbangkan risiko gempa ketika merancang desain jembatan lengkung alias long span itu. Dina, sapaannya, menjelaskan sudah menguji desain mengacu pada tujuh kekuatan gempa terbesar di dunia.
"Struktur ini memiliki sifat yang khusus, tidak biasa, sehingga tidak bisa didesain dengan cara melihat gempa yang biasa," ujarnya saat menerima apresiasi dari pemerintah pusat di Gedung BPPT, Senin 6 Januari 2019.
Dina menuturkan, dalam proyek ini dia menggunakan tingkatan gempa yang disebutnya, 'cukup complicated.' Lulusan S1 dari Teknik Sipil dan S2 Geoteknik ITB itu menerangkan harus menyimulasikan kekuatan tujuh gempa di dunia. Di antaranya, empat ada di Amerika Serikat dan lainnya ada di Maroko dan Jepang.
"Artinya ketahanan struktur ini terhadap gempa sudah dihitung dengan cara yang paling rumit," katanya sambil menambahkan tentang engineering judgement kekuatan jembatan menghadapi gempa.
Jembatan lengkung bertipe box girder beton dengan radius lengkung 115 meter itu mempunyai bentang utama sepanjang 148 meter. Beban pengujian fondasinya mencapai 4.400 ton dengan pembangunan dimulai dari masing-masing pier utama yang bergerak ke tengah.
Desainer Jembatan Lengkung LRT Jabodebek Arvilla Delitriana dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan inovasi jembatan lengkung di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020. TEMPO/Khory
"Kami menghitung berdasarkan peta gempa. Kebetulan di Kuningan tidak terlalu dekat dengan sumber gempa dengan probabilitas jarak 5 kilometer," katanya menambahkan.
Menteri Riset dan Teknologi, juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro memuji desain yang dibuat Dina dan timnya itu. Dia menilai kelebihan dari inovasi desain jembatan itu adalah menyelesaikan permasalahan untuk membuat perlintasan di atas perempatan Kuningan.
"Bukan hanya ramai tapi juga sudah banyak struktur lain, terutama jalan tol, satu lagi ada flyover, perempatan yang sangat sibuk bahkan juga ada underpass dari Mampang menuju Kuningan," ujar Bambang.
Jembatan lengkung LRT Jabodebek itu sendiri telah diresmikan pada 11 November 2019 dan dinyatakan sebagai long span terpanjang di dunia. Saat ini jembatan itu masih menunggu loading test yang akan membuktikan bahwa desain cukup kuat untuk beroperasi.