Plesko mengatakan, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum NASA benar-benar yakin dapat membelokkan asteroid. Menurutnya, siapapun tidak bisa menangkis tornado atau badai, dan tidak bisa menutup peluang gempa bumi, tapi berbeda dengan asteroid atau komet.
"Beberapa hal yang masih perlu kami pelajari tentang bagaimana benda-benda ini dikomposisikan, dan bagaimana mereka merespons dampak kinetik, atau malah nuklir atau laser saat coba dibelokkan," kata Plesko.
Di antara obyek bahaya bagi Bumi adalah Asteroid 101955 Bennu, atau secara resmi dikenal sebagai 1999 RQ36. Asteroid ini terdaftar di Sentry Risk Table dengan peringkat kumulatif tertinggi kedua pada Skala Dampak Bahaya Teknis Palermo. Seperti dalam film sains fiksi Armageddon, para peneliti telah memperingatkan NASA bahwa asteroid itu dapat menghancurkan Bumi jika mereka tidak bertindak.
Menurut studi ilmuwan Maria Eugenia Sansaturio, asteroid 1999 juga dapat berdampak pada Bumi. Sansaturio memperingatkan dalam sebuah laporan di jurnal tentang tata surya, Icarus, bahwa ada peluang bagus untuk menyerang asteroid itu.
NASA menjawab isi laporan itu dengan mengerahkan pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx untuk mengetahui lebih jauh batuan yang dimaksud Eugenia. Pesawat menghabiskan dua tahun mengejar benda langit itu sebelum mengorbitnya selama dua tahun dan mengambil sampel.
EXPRESS | SOLAR SYSTEM JOURNAL ICARUS