TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik berkekuatan 4,2 Magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya di Jawa Barat, pada Rabu sore, 5 Februari 2020, sekitar pukul 17.49 WIB. Gempa itu terangkai dengan yang menggoyang wilayah Pengalengan dan sekitarnya pada Rabu pagi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa atau episentrum terletak pada koordinat 7,33 LS – 106,63 BT. “Tepatnya berada di darat pada jarak 39 kilometer sebelah tenggara Kabupaten Sukabumi,” kata Kepala Balai BMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho lewat keterangan tertulis.
Dia menyebutkan, sumber gempa berada di kedalaman 109 kilometer. Berbeda dengan yang terjadi pada pagi yang tergolong gempa dangkal, BMKG menyatakan gempa Sukabumi itu termasuk menengah. Sumbernya pun bisa langsung diidentifikasi yakni, “Akibat aktivitas Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.”
Berdasarkan peta gempa BMKG dan laporan warga, guncangan gempa dirasakan di wilayah Ciletuh-Pelabuhan Ratu dengan Skala Intensitas II MMI. Getaran gempa skala itu dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang
Sebelumnya, pada Rabu pagi, BMKG merekam hingga sembilan gempa dalam kurun 39 menit bolak balik menggoyang dari perut bumi Kabupaten Bandung. Diawali tiga kali gempa pembuka yang dimulai pukul 08.31 WIB dengan kisaran kekuatan bermagnitude 2,1 hingga 2,9, gempa utamanya bermagnitude 3,5 pukul 08.47. Setelah itu muncul lima kali gempa susulan bermagnitude 1,6 hingga 2,8.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut sumber gempa-gempa itu dari sesar yang belum diketahui namanya. Menurutnya, sesar lokal itu berada di antara zona Sesar Cimandiri dan Sesar Garsela alias Garut Selatan.
“Peristiwa Gempa Pengalengan ini bagi para ahli kebumian merupakan fenomena menarik untuk dikaji, termasuk mengidentifikasi dan memetakan jalur sesar aktif di wilayah ini,” ujarnya.
Gempa tercatat sudah beberapa kali menggoyang-goyang wilayah Kabupaten Bandung. Di antaranya yang terjadi pada 6 Januari lalu saat gempa tektonik bermagnitudo 5,0 mengguncang dari bawah laut, sekitar 121 kilometer arah barat daya Kota Garut. Saat itu goyangan gempa akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia tersebut terasa hingga sebagian wilayah Kabupaten Bandung.
Pada 14 Juni, gempa 3,8 Magnitudo yang menggoyang wilayah Pengalengan. Gempa yang terjadi tergolong dangkal di bawah laut akibat aktivitas Intraplate Eurasia. Lalu pada 19 Desember, gempa tektonik bermagnitudo 3,0 akibat aktivitas zona patahan Garsela.