TEMPO.CO, Manado - Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, hingga saat ini masih berstatus waspada (level II) walaupun terjadi peningkatan aktivitas vulkanik gunung berapi itu. Peningkatan aktivitas terekam sejak beberapa pekan lalu.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, mengatakan ada beberapa rekomendasi yang harus diperhatikan warga sekitar kawah gunung tersebut. "Masyarakat dan wisatawan diharapkan tidak mendekati dan melakukan aktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari Kawah Tompaluan," ujar dia, Kamis 16 April 2020.
Baca Juga:
Apabila terjadi letusan dan hujan abu vulkanik, kata dia, masyarakat diimbau tetap berada di dalam rumah. Apabila berada di luar rumah disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut, dan mata. Masyarakat juga diharapkan mewaspadai potensi banjir lahar di sungai-sungai yang airnya berhulu di kawasan puncak Gunung Lokon, terutama saat turun hujan.
Farid menambahkan, sepanjang Rabu terekam gempa embusan 22 kali dengan amplitudo 6-44 mm dan durasi 18-100 detik. Gempa Tornillo dua kali dengan amplitudo 38-43 mm dan durasi 29-100 detik, gempa tektonik jauh dua kali dengan amplitudo 4-28 mm, sedangkan S-P tidak terbaca, dengan durasi 62-200 detik.
Gempa vulkanik dangkal terekam 36 kali dengan amplitudo 3-22 mm, durasi 4-18 detik. Sedang gempa vulkanik dalam empat kali dengan amplitudo 21-40 mm, S-P 0.3-1 detik, dan durasi 16-22 detik. "Secara visual gunung tampak jelas hingga berkabut, asap kawah teramati putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 meter di atas puncak kawah," kata dia.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lokon diungkap Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Berapi di Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Devy Kamil, di Tomohon, Rabu. "Ada dinamika, artinya kadang frekuensi kegempaan naik, selanjutnya menurun. Dinamika seperti ini terjadi dalam dua hingga tiga pekan belakangan ini," katanya.