TEMPO.CO, Jakarta - Bongkahan roket milik Cina, Long March 5B, terjun tak terkendali kembali ke atmosfir Bumi dan nyaris mengenai Kota New York, Amerika Serikat. Jika roket itu masuk kembali ke atmosfer sekitar 15 hingga 20 menit sebelumnya pada hari Senin, 11 Mei 2020, roket itu akan menghujani wilayah metro terbesar negara itu.
Roket dengan panjang sekitar 100 kaki (30 meter) itu diluncurkan pada 5 Mei 2020 lalu, membawa prototipe nirawak dari kapsul yang baru dirancang kru dari Cina.
Setelah sekitar satu minggu di orbit, roket tahap inti seberat 20 ton jatuh kembali ke atmosfer sekitar pukul 11 pagi waktu setempat, bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam, dan sebagian besar terbakar dalam perjalanan turun.
Menurut Komando Luar Angkasa Amerika Serikat, tampaknya benda tersebut tidak sepenuhnya terbakar dan mungkin telah jatuh ke permukaan, kemungkinan ke Samudra Atlantik di lepas pantai Afrika Barat, demikian dikutip laman New York Post, Selasa, 12 Mei 2020.
Beberapa sampah luar angkasa juga tampaknya telah mendarat di sebuah kota di Pantai Gading, demikian laman Quartz melaporkan, dan tidak ada cedera.
Menurut NASA, biasanya peluncuran dua tahap akan menjatuhkan roket pertamanya ke laut sebelum mencapai orbit, bukan membiarkan benda besar itu kembali turun tak terkendali.
Ini bukan pertama kalinya Cina tampaknya mengabaikan puing-puing dari peluncuran roketnya. Pada November 2019, salah satu pendorong roketnya jatuh di sebuah desa di Cina, memuntahkan bahan bakar beracun dan menghancurkan setidaknya satu bangunan, demikian Ars Technica melaporkan pada saat itu.
NEW YORK POST | FORBES | ARS TECHNICA | QUARTZ