TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik Universitas Indonesia (UI) akan membuka kembali seleksi masuk melalui jalur SIMAK UI gelombang kedua tahun 2020, yang akan diadakan secara daring (online). Peserta seleksi dapat mengikuti ujian dari lokasi masing-masing karena pertimbangan situasi pandemi Covid-19.
Berita terpopuler selanjutnya, Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Bandung, Erma Yulihastin, menemukan penyebab beberapa banjir besar di Jakarta. Menurutnya ada tiga faktor penyebab, seperti hujan dini hari, anomali kondisi atmosfer serta Laut Jawa dan Laut Cina Selatan.
Juga, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumatera Barat, memperkirakan gerhana matahari cincin akan terjadi pada Minggu, 21 Juni 2020, di beberapa wilayah Sumatera Barat.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini, Jumat 19 Juni 2020:
1. Ujian Masuk Jalur SIMAK UI Dilakukan Secara Daring
Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Universitas Indonesia (UI) akan membuka kembali seleksi masuk melalui jalur SIMAK UI gelombang kedua tahun 2020, yang akan diadakan secara daring (online).
Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Rosari Saleh, mengatakan bahwa peserta seleksi dapat mengikuti ujian dari lokasi masing-masing karena pertimbangan situasi pandemi Covid-19.
“Ujian online akan menggunakan sistem Computer Based Test (CBT), di mana setiap peserta dapat mengikuti tes dengan bantuan perangkat, seperti HP, Tab, Laptop, Komputer untuk mengakses laman tes SIMAK UI tersebut,” ujar Rosari Saleh, Sabtu, 20 Juni 2020.
Ujian SIMAK UI, kata Rosari, juga akan dibuka untuk peserta yang berada di luar negeri dengan penyesuaian waktu. "Pihak panitia SIMAK UI akan melakukan pendataan dan komunikasi lebih lanjut kepada peserta yang memiliki perbedaan waktu kurang lebih dari 3 jam, sehingga dapat disediakan slot waktu bagi mereka,” ujarnya.
2. Peneliti Lapan Temukan Faktor Penyebab Banjir Besar Jakarta
Warga berjalan di atas tembok saat banjir rob melanda di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat, 5 Juni 2020. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Bandung, Erma Yulihastin, menemukan penyebab beberapa banjir besar di Jakarta. Menurutnya ada tiga faktor penyebab, seperti hujan dini hari, anomali kondisi atmosfer serta Laut Jawa dan Laut Cina Selatan.
Hasil riset tersebut mengantarkan peneliti berusia 40 tahun itu meraih gelar doktor dengan predikat Cum Laude pada Program Studi Sains Kebumian di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Erma mempertahankan disertasi doktoralnya yang berjudul ”Variasi Fase Siklus Diurnal Curah Hujan di Pesisir Utara Jawa Bagian Barat dan Kaitannya dengan Fenomena Cross Equatorial Northerly Surge (CENS)-Cold Tongue (CT), Jumat, 19 Juni 2020, di Gedung Rektorat ITB.
Dalam disertasi itu Erma melakukan sintesis terhadap tiga fenomena, yaitu hujan dini hari di kawasan pesisir, CENS, dan CT, yang ternyata saling berkaitan satu sama lain.
3. BMKG: Gerhana Matahari Sebagian Akan Terjadi di Sumatera Barat
Sejumlah warga mengambil gambar saat melihat gerhana matahari cincin di Jabal Arba di Hofuf, Provinsi Timur Arab Saudi, 26 Desember 2019. REUTERS/Hamad I Mohammed
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumatera Barat, memperkirakan gerhana matahari cincin akan terjadi pada Minggu, 21 Juni 2020, di beberapa wilayah Sumatera Barat.
"Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperkirakan gerhana matahari cincin akan terjadi pada Minggu, 21 Juni 2020, di Sumatera Barat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang Mamuri saat dihubungi dari Padang, Jumat, 19 Juni 2020.
Lebih lanjut ia mengatakan gerhana matahari cincin yang teramati dari Sumatera Barat berupa gerhana matahari sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,031 di Tua Pejat hingga 0,099 di Lubuk Sikaping.
Kemudian, secara umum gerhana matahari cincin yang akan terjadi di Sumatera Barat dimulai pada 14.03 WIB, puncaknya terjadi pada 14.54 WIB, dan akan berakhir pada 15.37 WIB. "Durasi gerhana matahari yang teramati di Sumatera Barat rata-rata 1,37 menit," katanya.