“Kami yakin 100 persen tentang ini,” kata Lidia Morawska, satu di antara pembuat surat itu. Morawska adalah professor ilmu atmosferik, teknik lingkungan, dan ilmu dan manajemen lingkungan di Queensland University of Technology, Brisbane, Australia.
Menurutnya, banyak otoritas negara-negara saat ini fokus pada mencuci tangan, jaga jarak sosial, dan penggunaan masker untuk antisipasi cipratan air liur. Terutama dua yang pertama dianggapnya tidak cukup untuk memberi perlindungan dari microdroplet asal saluran pernapasan seorang yang berisi virus corona.
Morawska dan lainnya menganggap penularan lewat udara itulah yang bisa menyawab kasus-kasus ‘superspreading’. Contohnya, yang terjadi di antara anggota anggota paduan suara di Washington, Amerika Seriakt. Saat latihan, kelompok paduan suara itu telah mengantisipasi dengan menggunakan hand sanitizer serta tidak bersalaman atau berpelukan satu sama lain. Tapi, dari 61 orang, 53 teruji positif Covid-19 dan dua orang telah meninggal.
Morawska mengatakan kalau dia dan ilmuwan lainnya ingin memperingatkan kalau ventilasi yang efektif dan berkecukupan akan bisa mitigasi penularan. Langkah paling sederhana disebutkannya menghindari kerumunan di transportasi atau ruang publik atau membuka pintu dan jendela.
Namun WHO bergeming. Badan PBB itu menjawab isi surat dengan mengatakan kalau 239 peneliti tersebut hanya mendasarkan argumennya kepada hasil uji di laboratorium, bukan bukti langsung dari lingkungan. Benedetta Allegranzi, pakar pencegahan infeksi di WHO, mengatakan kalau benar virus bisa menular lewat udara, jumlah kasus yang terjadi saat ini pasti jauh lebih besar dan penyebarannya lebih cepat lagi.
"Tapi kami berterima kasih atas opini dan menghargainya untuk perdebatan ini," kata dia kepada The Times.
Sejak virus corona baru itu terdeteksi di Cina pada Desember lalu, pemahaman tentang penularannya terus berkembang. Awalnya, WHO and CDC mengatakan penggunaan masker oleh masyarakat berlebihan dan hanya merugikan pekerja medis yang sangat membutuhkannya.
Belakangan, CDC merekomendasikan penggunaan masker untuk mereka yang memiliki gejala Covid-19. Lalu pada April, setelah semakin jelas bukti orang tanpa gejala bisa menularkan virus itu, CDC menetapkan masker wajib dipakai oleh semua orang ketika protokol jaga jarak sulit dipenuhi--dan diikuti WHO.
GIZMODO | LATIMES