TEMPO.CO, Jakarta - Twitter mengalami penurunan pendapatan iklan pada kuartal kedua tahun ini. Untuk menutupnya mereka mempertimbangkan untuk mengembangkan layanan berbayar.
Situs web TechCrunch menulis kalau pendapatan Twitter dari iklan pada kuartal itu sebanyak $ 562 juta, atau turun sekitar 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di Amerika Serikat, misalnya, penurunan sampai 25 persen.
Twitter menyatakan penurunan ini disebabkan pandemi virus corona dan krisis ekonomi yang diakibatkannya. Dampaknya, pengiklan menunda kampanye mereka di platform tersebut.
CEO Twitter Jack Dorsey, kepada para investor menyatakan kalau mereka akan menguji coba layanan berlangganan. Di sisi lain, Dorsey merasa mendapat halangan yang cukup besar untuk mengenakan biaya layanan pada para pengguna mereka.
Dorsey lalu mengungkap memiliki opsi untuk membuat lini baru yang akan bersifat komplementer bagi bisnis periklanan platform tersebut.
Rumor Twitter akan membuat lini berbayar mengemuka beberapa waktu lalu. Dasarnya adalah perusahaan membuka lowongan pekerjaan untuk platform berlangganan yang diberi kode "Gryphon".
Seperti pernah dikutip dari Daily Mail, 8 Juli 2020, posisi yang ditawarkan adalah untuk insinyur perangkat lunak senior yang akan bekerja sama dengan tim Twitter.com dan Pembayaran. “Ini yang pertama untuk Twitter! Gryphon adalah tim insinyur web yang berkolaborasi erat dengan tim Pembayaran dan tim Twitter.com. Kami mencari insinyur untuk memimpin pekerjaan klien Pembayaran dan Langganan," bunyi posting iklan itu.
Saat itu, usai memicu kemarahan di antara penggunanya, Twitter segera mengedit daftar pekerjaan itu untuk menghapus referensi ke 'Gryphon' dan 'platform berlangganan'. Twitter menolak mengomentari alasan di balik perubahan sementara itu.