TEMPO.CO, Jakarta - Gempa cukup kuat kembali terekam terjadi di wilayah Indonesia sepanjang pekan ini. Kali ini, Sabtu 22 Agustus 2020, gempa tektonik berkekuatan 5,7 Magnitudo menggetarkan pantai barat Sumatera, tepatnya 136 kilometer arah barat Kota Bengkulu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekamnya terjadi pada pukul 07.39.36 WIB yang berdasarkan analisisnya disebabkan aktivitas zona subduksi. "Gempa bumi dangkal tapi tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Baca juga:
BMKG: Aktivitas Zona Megathrust Bengkulu Perlu Diwaspadai
Hasil analisis BMKG selengkapnya menyatakan gempa tersebut memiliki parameter update, 5,5 Magnitudo. Episenter gempa terletak di laut pada koordinat 3,98 Lintang Selatan dan 101,04 Bujur Timur, pada kedalaman 21 kilometer.
Gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) dengan geataran atau guncangannya dapat dirasakan di daerah Bengkulu dalam intensitas II-III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu, dan Kepahiang II MMI yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemantauan juga menunjukkan hingga pukul 08.04 WIB belum adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Peta kejadian gempa Bengkulu pada Rabu pagi, 19 Agustus 2020. Dua gempa terjadi hampir bersamaan dengan kekuatan cukup besar 6,9 dan 6,8 Magnitudo. (ANTARA/HO.BMKG)
Rabu lalu, gempa kembar (doublet earthquake) sekuat 6,9 dan 6,8--yang kemudian dikoreksi 6,6 dan 6,7 Magnitudo--juga mengguncang wilayah yang sama, yakni barat daya Bengkulu. Saat itu juga disebutkan gempa terjadi dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tepatnya, pada segmen gempa besar (megathrust) Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault).
Baca juga:
8 Fakta Gempa Bengkulu Doublet, Getaran Sampai Singapura dan Serpong
Belum ada penjelasan dari BMKG tentang keterkaitannya dengan gempa terkini. Rahmat hanya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan bangunan yang ditinggali tahan gempa serta tidak mengalami kerusakan sebelum kembali ke rumah.