TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal merebaknya virus SARS-COV-2, berbagai perusahaan farmasi pun berlomba-lomba mengembangkan vaksin Covid-19 untuk melawan virus corona yang sudah banyak menelan korban jiwa.
New York Times, pada Senin, 7 September 2020, melaporkan setidaknya, ada 37 vaksin yang tengah dikembangkan peneliti dalam uji klinis pada manusia dan 91 vaksin praklinis sedang diuji coba pada hewan.
Di antara ratusan vaksin yang tengah dikembangkan, berikut beberapa kandidat vaksin yang memiliki laju cepat dalam pengembangannya dan diklaim siap diproduksi dalam beberapa bulan ke depan;
- Universitas Oxvord dan AstraZeneca
Vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford bersama perusahaan AstraZeneca ini merupakan salah satu kandidat vaksin yang mengalami kemajuan pesat. Vaksin ini sudah melewati beberapa kali uji klinis tahap berbeda di berbagai negara, termasuk Inggris, Brasil, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan India. Selain itu, Rusia juga dikabarkan menyetujui uji coba vaksin ini di negaranya.
Melansir Reuters, berbagai negara di dunia tengah merencanakan produksi masal vaksin ini pada awal tahun 2021 seperti Amerika Latin dan Australia. Australia sendiri dikabarkan akan menjadi negara pertama yang mendapat distribusi vaksin ini, di mana pada tahap pertama produksi, mereka akan mendapatkan 3,8 juta dosis pada Januari dan Februari 2021. Pada tahap selanjutnya, 30 juta dosis vaksin AZD1222 akan kembali didapatkan Australia.
- Biotech Sinovac
Vaksin garapan Sinovac juga termasuk salah satu kandidat vaksin yang banyak diuji di beberapa negara, seperti Bangladesh, Brasil, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, pengembangan vaksin ini dilakukan oleh perusahaan Sinovac Biotech bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) milik Indonesia.
Seperti diberitakan Tempo, pengujian vaksin ini dilakukan oleh tim riset uji klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD). Adapun produksi vaksin ini di Indonesia, Bio Farma dan Sinovac Biotech sepakat untuk menyediakan vaksin hingga 40 juta dosis. Vaksin tersebut akan disediakan mulai November 2020, hingga Maret 2021. Selain itu, Sinovac akan memberikan prioritas penyediaan vaksin kepada Bio Farma setelah Maret 2021 hingga akhir 2021.
- Sinopharm
Vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Cina National Biotec Group (CNBG) Sinopharm ini juga sudah melaksanakan uji klinis fase ketiga di berbagai negara, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Argentina.
Melansir Reuters, Ketua Sinopharm, Liu Jingzhen, mengatakan kandidat vaksinnya sempat diprediksi baru akan tersedia pada tahun 2021 karena minimnya situs uji coba di Cina. Namun setelah Sinopharm berhasil melakukan uji coba di berbagai negara di luar Cina, vaksin ini diprediksi siap digunakan pada akhir 2020.
- Moderna dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases
Melansir Live Science, kandidat vaksin ini mengandalkan teknologi yang belum pernah digunakan vaksin lainnya, yaitu messenger RNA (mRNA). mRNA sendiri terdiri dari materi genetik yang memuat sel membangun protein virus itu sendiri.
Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan biotek Amerika Serikat, Moderna dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) ini sudah melaksanakan uji klinis tahap III di Amerika dengan jumlah relawan sekitar 30.000 orang.
REUTERS | LIVESCIENCE | NYTIMES | MUHAMMAD AMINULLAH | EZ