Febri memaparkan untuk mekanisme pelaksanaan tes usap, para pelajar cukup datang ke sekolah, kemudian petugas dari Puskesmas yang mendatangi sekolah sesuai masing-masing wilayah. Seperti SMP Negeri 1 Surabaya, petugas Puskesmas yang datang berasal dari Ketabang, Rangkah, Pacar Keling dan Gading.
"Tesnya di sekolah masing-masing. Artinya Puskesmas yang mendatangi, siswa cukup datang ke sekolah saja," katanya.
Sebenarnya, ada 18 SMP yang dilakukan tes usap pada hari ini namun karena satu sekolah mengundurkan diri, maka berkurang menjadi 17 sekolah. Di antara yang sudah swab test hari ini adalah SMPN 1 Surabaya. Kepalanya, Akhmad Suharto, mengungkapkan pelaksanaan tes usap bagi pelajarnya berlangsung disiplin dan tertib dengan protokol kesehatan.
Sebanyak 405 pelajar di sekolah itu yang mengikuti tes usap tidak datang bersamaan. Mereka datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. "Mudah-mudahan hasilnya nanti negatif semua," kata Akhmad Suharto.
Di sekolah itu pula sebanyak 90 orang terdiri dari tenaga pendidik, karyawan maupun pelatih ekstra kurikuler sudah menjalani swab test dengan hasil 100 persen negatif Covid-19. "Gurunya berjumlah 70 orang. Selebihnya adalah karyawan dan pelatih. Alhamdulillah negatif semuanya," katanya.
Baca juga:
26 Kepala SMP di Yogyakarta Tulis Buku Pengalaman Pendidikan Jarak Jauh
Rencana pembukaan sekolah-sekolah dan memulai kembali belajar mengajar secara tatap muka ini sejalan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pekan lalu. Menteri Nadiem menyatakan sekolah-sekolah bisa dibuka kembali Januari, atau awal semester genap tahun ajaran 2020/2021, tak perlu mengikuti peta zonasi pandemi.