"Ini bukan status darurat Mayday tapi bisa membuat landasan ditutup," kata House yang memuat hasil studinya itu jurnal PLOS ONE dan telah dipublikasikan 30 November 2020.
Dalam studinya, House dkk mencetak replika tabung pitot 3D dan menempatkannya di empat titik lokasi yang disebar di Brisbane Airport. Mereka kemudian melakukan pengamatan selama 39 bulan.
Di setiap titik lokasi itu dipasang tiga panel masing-masing sampai enam tabung. Mereka membuat replika tabung pitot yang biasa ditemukan pada pesawat jenis Boeing 737 serta Airbus A330 dan A320.
Sepanjang Februari 2016 dan April 2019, House dan timnya tercatat mengecek ke lokasi tabung sebanyak 49 kali. Mereka memasang tabung replika baru setiap kali tabung ditemukan sudah tersumbat.
Secara keseluruhan, tim peneliti itu menemukan dan mengumpulkan 93 tabung tersumbat penuh selama periode pengamatan itu, dan seluruhnya oleh sarang bikinan tawon lubang kunci. Tawon itu juga diketahui lebih menyukai lubang dengan diameter lebih dari 3 mm dan mereka membangun hampir seluruh sarangnya antara November dan Mei.
Menindaklanjuti hasil penelitian itu, strategi mitigasi risiko telah diintroduksi di Brisbane Airport, yakni menutup lubang tabung pitot setiap pesawat yang datang. Peringatan juga disebarluaskan untuk kemungkinan insiden yang sama untuk penerbangan di kawasan tropis dan subtropis.
Baca juga:
Senjata Penyembur Api, dari Bunker Musuh ke Sarang Tawon Pembunuh
"Karena jenis tawon ini telah menyeberangi Samudera Pasifik dari habitat asalnya di Amerika Tengah dan Selatan, sangat mungkin mereka juga telah menyebar ke bagian lain di Australia," kata House sambil menambahkan, "Konsekuensi tidak segera menangani hama pintar namun berbahaya ini bisa jadi akan sangat besar."
NEW SCIENTIST | SCITECH DAILY | ABC