Akun itu juga menyebutkan bahwa peretas membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID dan tanggal lahir. Data tersebut tampaknya merupakan data 2013.
Tidak hanya itu, peretas juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya. Dalam cuitannya, @underthebreach mengunggah foto tangkapan layar di sebuah forum peretas di mana sang peretas menyebutkan bahwa data ID termasuk NIK dan NKK.
Baca juga:
Resmi, Sekolah Tinggi Sandi Negara Menjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara
KPU langsung mengecek data internal mereka sejak adanya klaim peretasan tersebut.
5. Data Covid-19
Pada akhir Juni, muncul kabar yang menyebutkan peretasan basisdata Covid-19. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menelusuri dugaan peretasan itu dan mengatakan database Covid-19 dan hasil cleansing yang ada di pusat data aman. Kominfo juga berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), selaku penanggung jawab keamanan data Covid-19 di Indonesia.
Pelaku peretasan atas nama Database Shopping di dark web RaidForums menjual data pasien Covid-19 di Indonesia 18 Juni. Peretas mengaku data tersebut diambil pada pembobolan 20 Mei. Fitur spoiler di situs gelap menunjukkan data yang diambil antara lain berupa ID pengguna, jenis kelamin, usia, nomor telepon, alamat tinggal hingga status pasien.
Peretas diduga mengantongi 230.000 data dalam format MySQL dalam unggahan di situs gelap tersebut.
6. Twitter
Pertengahan Juli giliran platform media sosial Twitter yang mengalami serangan siber. Akun Twitter sejumlah tokoh dunia, termasuk co-founder Microsoft Bill Gates, kandidat presiden AS saat itu, Joe Biden, bintang acara reality show Kim Kardashian dan suaminya Kanye West, mantan presiden AS Barack Obama, CEO Amazon Jeff Bezos, hingga CEO Tesla Elon Musk diretas.
Twitter melalui akun resmi Twitter Support menduga peretas masuk ke sistem internal mereka sehingga bisa mengambil alih akun-akun besar dan terverifikasi. Hacker, kata Twitter, menggunakan akses tersebut untuk mengambil alih akun-akun besar kemudian memanfaatkannya untuk penipuan bitcoin.
7. Kreditplus
Pada awal Agustus, data nasabah platform digital Kreditplus diduga bocor di forum internet. Menurut Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC, sebanyak 819.976 data nasabah Kreditplus yang bocor meliputi nama, KTP, email, status pekerjaan, alamat, data keluarga penjamin pinjaman, tanggal lahir, dan nomor telepon.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan sudah mengirimkan surat kepada pengelola platform digital Kreditplus mengenai dugaan bocornya data pengguna. Kominfo menegaskan Kreditplus sebagai penyelenggara sistem elektronik (PSE) wajib memenuhi standard perlindungan data pribadi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.