Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kegempaan Berlipat, Erupsi Gunung Merapi Menguat ke Arah Eksplosif

image-gnews
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari kawasan Kalitalang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020. Kegempaan guguran tercatat sebanyak 44, fase banyak 265, vulkanik dangkal 56, tetonik satu dan hembusan 65. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari kawasan Kalitalang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020. Kegempaan guguran tercatat sebanyak 44, fase banyak 265, vulkanik dangkal 56, tetonik satu dan hembusan 65. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengumumkan adanya sejumlah perubahan gejala mendasar Gunung Merapi pada Selasa, 29 Desember 2020.

Perubahan gejala itu mengindikasikan jenis erupsi yang akan dilakukan gunung api tersebut jika terjadi erupsi.

“Karena ada penambahan jumlah kegempaannya, probabilitas tertinggi Merapi saat ini menguat ke arah eksplosif (letusan),” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Selasa 29 Desember 2020.

Baca:
Suara Guguran Terdengar 5 Kali dari Gunung Merapi, Intensitas Sedang-Keras 

Hanik merinci penilaian terakhir dilakukan pihaknya pada 28 Desember 2020 yang membandingkan tingkat probabilitas itu berdasar salah satunya jumlah kegempaan yang terjadi. Hasilnya, probabilitas tipe erupsi efusif sebesar 26 persen, eksplosif 28 persen dan kripto eksplosif 27 persen.

Data terakhir ini sudah berbeda dibanding saat status Merapi dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada 5 November 2020 lalu. Saat itu dari gejala yang muncul, perbandingan probabilitas erupsi ekplosif 51 persen dan efusif hanya 10 persen.

Padahal sepekan lalu, 21 Desember 2020, probabilitas erupsi Merapi juga kembali bergeser dengan giliran probabilitas terbesarnya menjadi efusif 31 persen.

BPPTKG membeberkan, meski aktivitas Merapi menurun, namun energi yang dihasilkan melalui kegempaan pada 2020 ini jumlahnya hampir 3 kali lipat dibanding erupsi 2010 silam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu contoh, jika erupsi pada 26 Oktober 2010 silam energi yang dihasilkan sebesar 76 GJ dengan jumlah gempa VT-MP sebanyak 8.894, maka pada 22 Desember 2020 energi yang dikandung Merapi sudah sebesar 203 GJ dengan jumlah gempa berlipat menjadi 20.592.

Namun anehnya, meski sudah mengandung energi sebesar itu, sampai saat ini BPPTKG belum mendeteksi terbentuknya material atau kubah lava baru. Satu-satunya gejala di dalam kawah hanya perubahan morfologi pada dindingnya akibat terus berlangsungnya guguran lava lama 1948 dan 1888.

Selain itu rekahan yang terbentuk di puncak juga semakin melebar dan memanjang hingga 120 meter, pengangkatan permukaan kawah, dan guguran lava terus mengarah ke Kali Lamat, Gendol dan Senowo.

“Dari data–data itu, jika mengacu model krisis gunung api dunia, saat ini aktivitas erupsi Merapi yang terjadi masih dalam kategori berpotensi membahayakan penduduk,” ujarnya.

Sehingga, ujar Hanik, aktivitas Gunung Merapi ini tetap butuh perhatian pemerintah dan masyarakat untuk langkah pengamanan dan antisipasi guna mendapatkan zero victim atau tak ada korban jiwa.

“Sebab probabilitas erupsi Merapi masih tinggi dengan intensnya kegempaan, deformasi, dan juga perubahan morfologi di puncak dan kawah,” ujarnya.  

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

2 hari lalu

Monyet ekor panjang terpantau warga di Sleman memasuki pemukiman sejak Minggu hingga Senin, 5-6 Mei 2024. (Dok. Istimewa)
Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

16 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

16 hari lalu

Petani dan forum adat di Cangkringan Sleman lereng Gunung Merapi melakukan penanaman komoditas sorgum untuk pertama kalinya pada Senin (22/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.


Cerita dari Kampung Arab Kini

17 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

24 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

39 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

40 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

49 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

4 Maret 2024

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.