3. Roscosmos Sebut Venus Sebagai Planet Rusia
Kepala badan antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin mengatakan Venus adalah planet Rusia dan akan mengirim misi penjelajahan ke planet itu. Rogozin mengumumkan rencana misi eksplorasi ke Venus yang diberi nama Venera-D, misi gabungan yang bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Menurutnya, hal itu melanjutkan eksplorasi Venus yang ada dalam agenda mereka. Pertama, dirinya memiliki proyek Venera-D yang bekerja sama dengan Amerika. Juga mempertimbangkan misi sendiri ke Venus.
“Kami pikir Venus adalah planet Rusia, jadi sebaiknya tidak ditinggalkan. Proyek misi Venus masuk dalam program pemerintah kesatuan eksplorasi antariksa Rusia tahun 2021-2030," kata Rogozin dalam pameran HeliRussia-2020, dikutip dari TASS, 15 September 2020.
Direktur Ilmiah Institut Penelitian Luar Angkasa Rusia, Lev Zeleny, mengatakan pada Mei 2021 bahwa Rusia akan mengembangkan program eksplorasi Venus yang baru. Ini akan mencakup pengiriman setidaknya tiga kendaraan penelitian ke planet tersebut.
Peneliti mengatakan bahwa ekspedisi pertama dalam program ini adalah "Venera-D”. Proyek ini akan menjadi bagian dari program luar angkasa pemerintah, program komprehensif sebelumnya untuk studi Venus dilaksanakan di Uni Soviet.
Pernyataan itu muncul sehari setelah para ilmuwan mengungkapkan bahwa gas di Bumi yang disebut fosfin juga telah terdeteksi di atmosfer Venus. Planet berukuran serupa dengan Bumi itu merupakan planet tetangga terdekat Bumi, tapi berputar ke belakang dibandingkan dengan planet lain.
Dikutip CNN, sebuah studi menyebutkan penemuan fosfin di Venus membuat negara adidaya tertarik menjelajahi planet ini, selain Mars dan Bulan yang mengandung air seperti Enceladus dan Europa. Studi itu ditulis oleh profesor Universitas Cardiff Jane Greaves dan rekan-rekannya yang diterbitkan Senin di jurnal Nature Astronomy.
4. Kembalinya Astronot dari Luar Angkasa
Sebuah rekaman yang disiarkan oleh badan antariksa Rusia, Roscosmos menunjukkan astronot NASA Chris Cassidy, kosmonot Rusia Anatoly Ivanishin, dan Ivan Vagner berhasil mendarat sekitar 150 kilometer sebelah tenggara kota Zhezkazgan, Kazakhstan. Pendaratan terjadi pada Kamis, 22 Oktober 2020 pukul 02.54 GMT, setelah menjalankan misi 196 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Rekaman dari lokasi pendaratan menunjukkan Cassidy yang duduk di kursinya menyapa salah satu anggota kru di lokasi pemulihan dengan sikunya. Ia juga memberi hormat kepada kru lain setelah keluar dari pesawat ruang angkasa Soyuz MS-16. Selanjutnya mereka dibawa ke tenda medis sebelum menuju Moskow dan Houston, Amerika Serikat.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Cassidy dalam bahasa Rusia sambil tersenyum.
Mereka tidak melayani wawancara dari para wartawan dan tidak disambut oleh kerabat dan teman-teman, karena situasi pandemi. Biasanya hal itu menjadi tradisi. Cassidy, Ivanishin, dan Vagner juga telah melakukan karantina pra-penerbangan secara intensif.
Misi mereka juga hampir bersamaan dengan kedatangan astronot yang lepas landas di bulan Mei dari daratan Amerika. Mereka adalah Robert Behnken dan Doug Hurley yang melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa pada Mei dan kembali ke Bumi di Agustus dengan pesawat SpaceX.
Misi yang dilakukan oleh perusahaan milik miliarder Elon Musk ini merupakan bagian dari Program Kru Komersial NASA, yang telah mendorong pembicaraan tentang "perlombaan luar angkasa" baru antara sejumlah negara. Namun Roscosmos Rusia, yang menikmati monopoli perjalanan ke dan dari luar angkasa sejak 2011 tetap menjadi yang tercepat.
ISS menjadi contoh kerja sama yang langka antara Moskow dan Washington, meski anggota kru baru-baru ini melaporkan masalah sistem produksi oksigen, toilet, dan oven untuk menyiapkan makanan. Tapi Roscosmos mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 20 Oktober bahwa masalah telah "diselesaikan sepenuhnya oleh kru."
5. Astronot Tiba di Luar Angkasa