Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan lukisan gua bergambar babi kutil di Sulawesi Selatan yang terindikasi merupakan yang tertua di dunia dengan minimum usia 45.500 tahun menjadi salah satu faktor penting memahami pola jalur migrasi manusia modern ke Nusantara, kata peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Adhi Agus Oktaviana.

Baca:
Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

Hal itu juga mendorong para peneliti untuk terus mencari potensi arkeologi yang ada di Sulawesi Selatan seperti di Maros dan Pangkep serta melebarkan riset ke arah Indonesia timur, dengan adanya potensi mengetahui umur lukisan gua di beberapa situs di sana.

"Untuk lukisan gua kita masih melebarkan riset ke arah Indonesia timur, kita ingin tahu juga umur lukisan di Pulau Muna yang banyak gambar di sana, lalu di Misool, mungkin ke arah selatan seperti di Kepulauan Kei, Fakfak, Kaimana," ujar Adhi ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021. "Sekalian mencari rute migrasi," kata pakar gambar gua atau cadas itu.

Pencarian rute itu dilakukan setelah riset kerja sama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dengan Universitas Griffith Australia berhasil mengungkap lukisan gua tertua di dunia di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan, lewat metode pertanggalan uranium-series diperkirakan memiliki usia minimum 45.500 tahun. Hasil riset itu sendiri dipublikasikan di jurnal Science Advance pada Rabu.

Temuan usia gambar babi kutil itu, ujar Adhi, yang terlibat dalam riset di Leang Tedongnge, amat penting dalam memahami pola dan jalur migrasi manusia modern ke Nusantara. Hal itu karena selama Zaman Es berlangsung, selat-selat dalam yang mengelilingi Sulawesi tidak pernah mengering sehingga mustahil bagi manusia prasejarah masuk tanpa menyeberangi lautan.

Hal itu mengindikasikan bahwa teknologi maritim kemungkinan telah dikuasai manusia modern awal yang masuk ke Indonesia puluhan ribu tahun lalu.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa gambar yang ditemukan memperlihatkan bahwa praktik perburuan babi kutil yang endemik Sulawesi telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penemuan itu juga penting dalam memahami sejarah migrasi manusia modern awal atau Homo sapiens dalam konteks global dan awal perkembangan seni dan perannya dalam kehidupan manusia.

Dalam keterangan persnya, Profesor Maxime Aubert, spesialis pertanggalan dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research, mengatakan pertanggalan lukisan Leang Tedongnge merepresentasikan gambar cadas paling awal di masanya, jika memang bukan yang pertama. Lukisan itu mewakili tinggalan arkeologis sebagai bukti manusia modern di wilayah kepulauan Nusantara yang terletak di antara Asia dan Australia yang dikenal sebagai Wallacea.

"Spesies kita harus menyeberangi Wallacea dengan transportasi air untuk mencapai Australia paling tidak 65.000 tahun yang lalu," kata Profesor Aubert.

"Namun, kepulauan Wallacea kurang dieksplorasi dan saat ini bukti arkeologi yang paling awal diekskavasi dari wilayah ini jauh lebih muda usianya," ujar dia.

Tim riset berharap penelitian ke depan di kawasan timur Indonesia akan mengarah pada penemuan gambar cadas atau lukisan gua yang lebih tua umurnya dan temuan arkeologis lainnya, setidaknya 65.000 tahun dan mungkin lebih awal.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tim Peneliti Ungkap Temuan Baru Soal Erupsi Gunung Anak Krakatau

4 hari lalu

CCTV saat Gunung Anak Krakatau erupsi, Senin, 26 November 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Tim Peneliti Ungkap Temuan Baru Soal Erupsi Gunung Anak Krakatau

Erupsi Gunung Anak Krakatau pada bulan ini dimulai pada 26 November 2023.


Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

5 hari lalu

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Perjalanan Harijono Djojodihardjo Majukan Penerbangan Tanah Air Lebih dari 61 Tahun

Harijono Djojodihardjo mengabdi dalam berbagai aspek termasuk pendidikan pengajaran penelitian, ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan industri.


Studi Cisco Soroti Kesenjangan dalam Kesiapan Perusahaan terhadap AI

16 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Studi Cisco Soroti Kesenjangan dalam Kesiapan Perusahaan terhadap AI

Penelitian baru ini menemukan bahwa pengadopsian AI berkembang secara lambat selama puluhan tahun.


Peneliti Vaksin Covid-19: Peneliti dengan Industri Harus Berkoneksi untuk Jawab Kebutuhan Masyarakat

17 hari lalu

Diskusi membahas penguatan diaspora dalam membangun jaringan inovasi global antara Indonesia dengan mitra internasional di Hotel Bidakara Jakarta. TEMPO/Annisa Febiola
Peneliti Vaksin Covid-19: Peneliti dengan Industri Harus Berkoneksi untuk Jawab Kebutuhan Masyarakat

Sekarang ini banyak peneliti membuat teknologi yang paling canggih di dalam laboratorium, tetapi ternyata tak memungkinkan untuk direalisasikan.


Demi Ketahanan Energi, BRIN Dorong Perkuatan Ekosistem Riset dan Inovasi

18 hari lalu

Tangkapan layar Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haznan Abimanyu dalam webinar
Demi Ketahanan Energi, BRIN Dorong Perkuatan Ekosistem Riset dan Inovasi

Kebutuhan energi di Indonesia, terutama bahan bakar dan listrik, diprediksi akan terus meningkat seiring penambahan populasi dan perubahan gaya hidup.


Badan Geologi Teliti Gunung Api Bawah Laut Menggunakan Kapal Riset Geomarin III

18 hari lalu

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid (kiri) bersama Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan Hadi Wijaya (kanan) memaparkan tentang kapal riset Geomarin III di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 15 November 2023. (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Badan Geologi Teliti Gunung Api Bawah Laut Menggunakan Kapal Riset Geomarin III

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan durasi riset setiap gunung api bawah laut berlangsung sekitar satu bulan.


Tim Dosen Unissula Terima 5 Hak Paten, Ada Produk Deterjen Hingga Pupuk Organik

18 hari lalu

Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Prof Gunarto saat penyerahan hak paten untuk tim peneliti Unissula. (ANTARA/HO-Dok Unissula).
Tim Dosen Unissula Terima 5 Hak Paten, Ada Produk Deterjen Hingga Pupuk Organik

Unissula sebelumnya telah memiliki 20 dan 12 hak paten sederhana.


Menyimpan Rahasia Tak Selalu Buruk, Peneliti Ungkap Sebaliknya

19 hari lalu

Ilustrasi wanita pekerja menyimpan rahasia. shutterstock.com
Menyimpan Rahasia Tak Selalu Buruk, Peneliti Ungkap Sebaliknya

Penelitian menemukan menyimpan rahasia kabar baik lebih menyenangkan dibanding tidak merahasiakannya. Simak penjelasannya.


Program Hibah Riset RI-Australia Tahap 2 Diluncurkan, Terbuka untuk Semua Kalangan

20 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada peluncuran Pusat Kolaborasi Riset di Padang, Kamis, 3 November 2022. (Antara/Ikhwan Wahyudi)
Program Hibah Riset RI-Australia Tahap 2 Diluncurkan, Terbuka untuk Semua Kalangan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan semua skema riset RI-Australia tahap kedua bersifat terbuka bagi semua kalangan.


UI Ungkap 3 Strategi untuk Pacu Lahirkan Banyak Inovasi

20 hari lalu

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim saat melihat pameran hasil riset dan inovasi produk dari Pusat Unggulan Ipteks-Perguruan Tinggi (PUI-PT) memperingati Harteknas ke-27, Rabu 10 Agustus 2022. Foto : kemendikbud
UI Ungkap 3 Strategi untuk Pacu Lahirkan Banyak Inovasi

Direktur DISTP UI, Ahmad Gamal mengungkapkan strategi UI untuk memacu geliat sivitas akademika dalam penelitian dan menghasilkan produk inovasi. Menurut Gamal, strateginya harus mencakup dari hulu hingga hilir, tidak bisa hanya di salah satunya saja.