TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berharap para ayah lebih terlibat dalam pendidikan anak terutama saat pandemi sekarang. Dia menilai, dengan adanya perubahan pola pendidikan saat ini, satu-satunya guru yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak didik hanyalah orang tua.
"Saya percaya laki-laki perlu menggerakkan perubahan besar ini, tidak hanya perempuan dengan kekuatannya yang luar biasa, tetapi laki-laki juga perlu bergabung dan perlu mendukung perubahan itu," ujar Nadiem dalam webinar Internasional The Power of Unreasonable Women di Jakarta, Senin 15 Maret 2021.
Nadiem mengatakan hal itu dapat sekaligus menutup kesenjangan peran laki-laki dan perempuan. Selain juga menghilangkan stereotipe dan menciptakan kesetaraan gender dalam pendidikan di Indonesia.
Nadiem mengingatkan masyarakat untuk sadar tentang perluasan definisi kesuksesan dan tidak mengesampingkan peran tiap perempuan yang menjadi ibu dalam mendidik anak. Menurutnya, banyak laki-laki tidak melihat itu. "Bahkan pemerintah mungkin belum melihat hal tersebut," kata dia.
Oleh karenanya, Nadiem mengharapkan para ayah tidak hanya berfokus pada perannya sebagai tulang punggung keluarga maupun pencapaian kariernya. Melainkan juga berkontribusi dalam pendidikan anak.
"Kita perlu membuat para ayah menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anaknya," katanya sambil menambahkan adanya peran mengambil beban mental membesarkan anak-anak dari pasangannya. Sehingga, setiap pasangan punya kesempatan yang sama.
"Itu memang harus diubah, generasi berikutnya sedang berubah dalam hal parenting, saya sangat optimistis."
Baca juga:
Nadiem Target Semua Sekolah Sudah Tatap Muka Minggu Ketiga Juli
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim hadir sebagai narasumber dalam gelar wicara webinar Internasional dengan CEO Publicis Communications Singapore, Lou Dela Pena, yang mengangkat tema The Power of Unreasonable Women. Dalam kesempatan itu tidak lupa Nadiem mengemukakan program yang diusungnya, yakni 'Merdeka Belajar', yang poin pentingnya adalah anak mendapatkan kebebasan untuk belajar.